TEMPO.CO, Jakarta - Susu bubuk memiliki pasar yang luas di Indonesia. Namun Presiden Direktur PT Ultrajaya menyatakan tidak tergoda dengan pasar susu bubuk. "Godaan itu tidak ada karena ingin secara konsisten mengembangkan susu cair, walau marketnya lebih kecil," kata Presiden Direktur Ultrajaya Sabana Prawirawidjaja di acara ulang tahun 40 tahun Ultrajaya di Hotel Masion Pine Padalarang, Selasa, 4 Desember 2012.
Melihat kecenderungan mendatang, ia yakin bisnis susu cair tetap menggiurkan. "Dengan meningkatnya daya beli masyarakat, konsumen terbukti mulai bergeser dari susu bubuk ke susu cair," katanya.
Baca Juga:
Menurut Sabana, dibanding awal pendirian pada tahun 1970-an, saat ini pertumbuhan penjualan Ultrajaya sekitar dua digit per tahun. Saat ini, Ultrajaya memiliki kapasitas produksi lebih dari 300 juta liter per tahun. Sebanyak 90 persen total produksi ditujukan bagi kebutuhan pasar dalam negeri yang menjangkau semua area di Indonesia, dari Sumatera sampai Papua.
Dengan jangkauan distribusi yang mencakup lebih dari 50 distributor, 125 ribu toko retail di seluruh Indonesia, Ultrajaya optimistis dengan pertumbuhan pada masa depan. "Indonesia masih memiliki tingkat konsumsi susu per kapita yang relatif rendah," ujarnya.
Pola konsumsi susu di Indonesia mayoritas didominasi susu bubuk. Menurut sebuah survei, konsumsi susu cair di Indonesia 22,87 persen dengan sisanya, 77,13 persen, minum susu bubuk.
ANANDA PUTRI
Berita Lainnya:
Tiket Elektronik Baru KRL Diterapkan Mulai 2013
Tukang Becak Sumbang Dana untuk Rieke
Solusi Jokowi Soal Pelecehan di Bus
Bau Napas Bisa Deteksi Kanker Perut
Nirina Zubir Enggak Tahan Pakai Wig