TEMPO.CO , Jakarta: Penghentian pengoperasian kartu Commet oleh PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) mengecewakan penumpang kereta api yang biasa menggunakan kartu langganan tersebut. Apalagi, tidak ada sistem kartu langganan selama menunggu pemberlakuan e-ticketing pertengahan tahun 2013.
Donna Adelia misalnya, pengguna Commet yang bermukim di Depok dan bekerja di Senayan, Jakarta ini merasa sangat kecewa dihapuskannya Commet, "Seharusnya tetap diberlakukan sambil menunggu e-tikceting," ujarnya.
Menurut Donna, ia memang tidak dirugikan secara materiil karena Commet memang harus selalu diisi setiap tanggal 1, "Tapi Commet sangat membantu untuk mengejar kereta, bisa langsung lari aja, ngga usah ngantri beli tiket," katanya.
Senada dengan Donna, Dedy G. Anas, karyawan salah satu media di Jakarta, merasa dengan adanya Commet sangat membantu aktivitasnya setiap hari, "Saya sih ngga selalu berangkat pagi. Tapi sangat membantu, bisa langsung naik aja, ngga usah ngantri tiket," katanya. "Jadi kalau pas sampe stasiun ada kereta, saya bisa langsung masuk."
Dedy selalu menggunakan kereta dari Stasiun Cilebut hingga Stasiun Gondangdia ini. Menurut dia, antrian di stasiun akan semakin mengular jika saat Commet tidak diberlakukan lagi, "Waktu ada Commet pun mengular, bagaimana kalau ngga ada Commet," ujarnya.
Selain efisiensi waktu, Dedy dan Donna juga merasa bisa lebih berhemat ongkos ketika menggunakan Commet. "Saya hitung-hitung, harga Commet sebulan itu sama dengan ongkos pulang pergi selama 20 hari dengan tiket kereta biasa, tapi kan bisa digunakan selama 30 hari," ujar Dedy.
Donna pun mengungkapkan hal serupa. "Pakai Commet bisa ngirit, ngga banyak sih. Saya hitung-hitung bisa simpan Rp 3.000, tapi kan lumayan," katanya.
Mereka juga mempersoalkan sosialisasi penghentian Commet ini yang sangat kurang. Keduanya mengaku, lebih dulu melihat di media online daripada dari pengumuman di stasiun yang dilakukan oleh PT KAI Commuter Jabodetabek.
Setelah menghentikan pengoperasian kartu Commet pada 1 Desember 2012 lalu, PT KAI Commuter Jabodetabek memastikan tak akan menjual kartu langganan selama sistem e-ticketing masih digodok. Manajer Komunikasi PT KCJ, Eva Chairunisa, mengatakan hanya akan menjual tiket untuk sekali perjalanan yang berbentuk kertas.
"Nanti kalau e-ticketing sudah dijalankan, rencananya kami akan menjual tiket untuk sekali perjalanan maupun tiket yang bisa diisi saldo," kata Eva ketika dihubungi Rabu, 5 Desember 2012.
Dia mengatakan, perubahan sistem tersebut dilakukan untuk mengurangi risiko kerugian penumpang jika perjalanan kereta mengalami gangguan, seperti yang terjadi akibat longsor di Cilebut pada November lalu.
TRI ARTINING PUTRI
Terpopuler:
50 Hari Blusukan Jokowi-Ahok
Kinerja Jokowi-Ahok dalam 50 Hari
Wakil Jokowi di Solo Ingin Jadi Wali Kota Jakut
Penginjak Al-Qur''an akan Dilaporkan ke Polisi
Demo Buruh, Hindari Jalan Ini
Solusi Jokowi Soal Pelecehan di Bus
Jokowi-Ahok Terima Paparan BUMD