TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Commuter Jabodetabek menarik kartu Commet dari pasaran. Hal ini dilakukan menyusul banyaknya keluhan setelah terjadinya longsor di rel antara Stasiun Cilebut dan Stasiun Bojonggede. Kejadian yang terjadi pada akhir November lalu tersebut diduga disebabkan karena tanah yang labil.
"Masih ada titik rawan gangguan lainnya di jalur KRL Jabodetabek," kata Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (persero) Daerah Operasi I, Mateta Rijalulhaq, ketika dihubungi Tempo, Kamis, 6 Desember 2012.
Baca Juga:
Menurut data PT KAI Daop I, ada 10 titik rawan gangguan di perlintasan KRL Jabodetabek, yaitu satu titik rawan longsor di Stasiun Klender-Cakung, satu titik di Cakung-Kranji, dua titik di Manggarai-Jatinegara, satu titik di Pasar Minggu-Tanjung Barat, dan tiga titik di Bojonggede-Cilebut. Kemudian satu titik rawan banjir di Stasiun Duren-Pasar Minggu dan satu titik di Pasar Minggu-Tanjung Barat.
Mateta mengatakan, faktor persebaran penduduk menjadi penyebab utama. Permukiman di bantaran rel dan kurangnya ruang hijau untuk daerah resapan air adalah contoh kecil.
Mateta mengatakan, selama ini pemerintah daerah juga kurang membangun komunikasi dengan PT KAI soal bagaimana pengembangan tata ruang di sekitar rel. Sebagai catatan, daerah di bantaran rel harus steril sepanjang 6 meter ke kanan dan ke kiri. "Tapi sekarang banyak rumah yang berdiri," katanya.
Padahal, lanjut dia, pada tahun 2018, diprediksi terjadi ledakan jumlah pengguna KRL hingga 1,2 juta orang per hari dari sekarang sebanyak 450 ribu penumpang per hari. Dengan demikian, akan dibutuhkan penambahan menjadi 10 gerbong dalam satu rangkaian. Hal ini menyebabkan beban kereta bertambah. Untuk itu dibutuhkan kekuatan tanah sebagai landasan rel yang stabil.
"Kami sudah mulai membicarakan masalah ini dengan pemerintah daerah. Semoga ada solusi yang baik," ujar Mateta. Dia juga berharap masyarakat tidak sembarangan menggunakan area di sekitar rel.
SYAILENDRA
Berita terpopuler lainnya:
Rumor Nikah 2 Bulan Aceng-Shinta Jadi Omongan
Bupati Aceng: Jangan Paksa Saya Mundur
Solusi Dicky Chandra untuk Aceng
Mabes Polri Akui Tarik Novel Baswedan
Tujuh Kasus Korupsi Pembelit Bupati Aceng
Wakil Jokowi di Solo Ingin Jadi Wali Kota Jakut