TEMPO.CO, Jakarta - Berbagai cara diterapkan untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Salah satunya pembatasan kendaraan dengan menerapkan sistem giliran pelat ganjil-genap yang melalui jalanan Jakarta.
Namun, kemungkinan besar kebijakan yang sedang dikaji ini tidak diterapkan terhadap sepeda motor. Apa alasannya? Wakil Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Wahyono, mengatakan ada sisi sosial, ekonomi, dan budaya yang menjadi pertimbangan kenapa mobil lebih diutamakan.
"Pengguna sepeda motor roda dua kebanyakan adalah kelas pekerja," katanya, Jumat, 7 Desember 2012. "Sedangkan mobil didominasi oleh kelas menengah atas."
Berangkat dari asumsi tersebut, meskipun jumlah motor di jalanan ibu kota tinggi, data Polda Metro Jaya 2011 menyebutkan ada 5.313.995 unit, sepeda motor bukanlah penyumbang kemacetan. Alasannya, menurut Wahyono, sepeda motor tidak membutuhkan ruang jalan yang banyak. Sedangkan mobil selain mobilitasnya tinggi, banyak memakan ruang jalan. "Kalau motor lebih menyumbang kesemrawutan," ujar Wahyono.
Aturan pembatasan ganjil-genap merupakan jurus antimacet ala Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Rencananya, kebijakan ini akan diberlakukan mulai bulan Maret 2013. "Kalau kami tidak punya sebuah kebijakan yang radikal dan berani, ya tidak akan selesai-selesai," kata Joko Widodo dalam rapat di Balai Kota, Kamis, 6 Desember 2012.
Seperti apa rencana ganjil-genap versi Jokowi? Menurut rencana, pembatasan akan berlaku pada hari kerja, Senin-Jumat, pada pukul 6-pukul 20. Pembatasan ini diharapkan mampu mengurangi kemacetan akibat kian membeludaknya jumlah kendaraan di Ibu Kota. Saat ini setiap hari terjadi penambahan 450 mobil dan 1.400 sepeda motor.
SYAILENDRA
Berita Lainnya:
Siap Kena Ganjil Genap, Jokowi Sepedaan ke Kantor
Ide Antimacet Jokowi vs Lokasi Rawan Macet
Kementerian Perhubungan Benarkan Langkah Jokowi
20 Juta Kendaraan Seliweran di Jakarta Tiap Hari
Ini Kelemahan Ide Jokowi Soal Pembatasan Mobil