TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP Partai Demokrat Bidang Komunikasi dan Informasi, Ruhut Sitompul, tidak setuju dengan anggapan adanya upaya Komisi Pemberantasan Korupsi untuk menghancurkan partainya. "Tidak ada niatan untuk itu," ujarnya, saat diskusi bertajuk "Perahu Demokrat Karam pada 2014?", di Rawamangun, Jakarta, Senin, 10 Desember 2012.
Menurutnya, KPK memiliki bukti kuat dalam menjerat kader Demokrat yang terlibat korupsi. "Contohnya terakhir, KPK punya dasar dalam menetapkan Andi Mallarangeng sebagai tersangka," kata Ruhut. Andi ditetapkan oleh KPK sebagai tersangka skandal proyek Hambalang, 3 Desember 2012.
Ia mengatakan, dirinya sempat berjumpa dengan Ketua KPK, Abraham Samad, dalam peringatan Hari Antikorupsi. "Memang benar, Bang, ada dua alat bukti," ujar Ruhut, menirukan ucapan Samad.
Anggota Komisi Hukum itu pun memuji kinerja KPK. "Kalau memang Andi salah, ya apa mau dikata," ujar dia.
Mengenai peluang Ketua Umum Demokrat, Anas Urbaningrum, yang disebut-sebut sebagai tersangka berikutnya dalam kasus Hambalang, Ruhut menyerahkannya kepada proses hukum. "Kalau memang benar, berarti dia menjadi ketua non-aktif," ujarnya.
Ruhut tidak membantah bahwa para kader Demokrat yang bermasalah mengakibatkan citra partainya turun. Namun, ia mengatakan, tingginya frekuensi media dalam menyoroti partainya juga menjadi faktor utama. Menurut Ruhut, hal itu biasa dalam budaya politik. "Partai berkuasa sudah biasa dibantai," ujarnya.
SATWIKA MOVEMENTI
Berita populer:
Bupati Aceng Nikahi Shinta, Pestanya Meriah
Gaya Mewah Djoko Susilo, Nunun, dan Miranda
Kemenangan Zaki Ubah Peta Politik Keluarga Atut
Mubarok Akui Partai Demokrat Semrawut
Sutan Bhatoegana: Lepas dari Hambalang, Anas Melejit