TEMPO.CO, Jakarta - Komite Ekonomi Nasional minta pemerintah tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi untuk menekan subsidi energi pada 2013. Sebab, kenaikan harga BBM subsidi justru akan semakin menyulitkan masyarakat miskin.
"Kenaikan BBM tentunya akan menyebabkan kenaikan inflasi dan mendongkrak harga bahan-bahan pokok," kata Ketua Komite Ekonomi Nasional, Chairul Tanjung, dalam Economy Outlook 2013, Senin, 10 Desember 2012.
Menurut Chairul subsidi BBM tetap harus diberikan kepada masyarakat. Namun, bentuknya adalah subsidi orang, bukan subsidi barang. “Subsidi BBM untuk orang hanya ditujukan kepada orang tertentu, yakni yang tidak mampu dan miskin."
Adapun bagi pemilik kendaraan pribadi, kata Chairul, harus dilarang. Sebab, mampu membeli kendaraan artinya mampu membeli bahan bakar nonsubsidi. "Jadi, bukan pembatasan, melainkan langsung pelarangan," katanya.
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) kemarin mengusulkan agar pemerintah menaikkan harga BBM subsidi menjadi Rp 6.000 per liter pada 2013. Kenaikan pada awal tahun ini dinilai menjadi momen yang tepat untuk menerapkan kebijakan kenaikan harga. Kenaikan ini juga dinilai mampu mengurangi subsidi BBM sebanyak Rp 70 triliun.
AYU PRIMA SANDI
Berita terpopuler lainnya:
Andi Mallarangeng Terkenal Kikir
Apa Untungnya Kalau Rhoma Irama Jadi Presiden
Bupati Aceng Nikahi Shinta, Pestanya Meriah
Abraham Sebut Andi Mallarangeng Kesatria Bugis
Jasad Perawat Kate Middleton Akan Dibawa ke India