TEMPO.CO, Manila - Jumlah korban tewas badai Bopha di Filipina melewati angka 700 dan ratusan orang lainnya hilang. Demikian keterangan pemerintah kepada media massa, Senin, 10 Desember 2012.
Badai Bopha menyebabkan banjir dan tanah longsor di selatan Kepulauan Mindanao, Selasa, 4 Desember 2012, melenyapkan hampir seluruh warga di sana. Sedikitnya 714 orang meninggal dunia, membuat bencana badai mematikan di Filipina ini adalah yang terburuk sejak badai tropis menewaskan lebih dari 1.200 orang tahun lalu.
Kantor pertahanan sipil mengatakan, sekitar 115 ribu rumah hancur dan lebih dari 116 ribu orang berada di tempat penampungan sementara. Mereka bakal menunggu selama berbulan-bulan untuk pembangunan rumah baru.
Pemerintah menjelaskan, warga yang hilang mencapai 890 orang, termasuk di antaranya 313 orang tenggelam saat mereka melaut. Pada Senin, 10 Desember 2012, pemerintah Filipina dan PBB menyalurkan bantuan sebesar US$ 65 juta (Rp 625 miliar) guna meringankan beban 5,5 juta warga akibat kekurangan makanan dan air bersih.
Luiza Carvalho, pejabat negara untuk PBB urusan kemanusiaan, mengatakan bantuan tersebut digunakan untuk menyediakan makanan, air, dan pembangunan penampungan sementara bagi 480 ribu jiwa di daerah yang dihantam bencana paling buruk.
Tim penyelamat terus melanjutkan pencarian mayat atau tanda-tanda kehidupan korban yang terimpit reruntuhan pohon dan batu-batu seukuran rumah di daerah paling parah terkena badai, New Bataan.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Terpopuler:
Israel Gunakan Burung Bangkai Sebagai Mata-mata
Penyiar 2Day FM Keluar dari "Persembunyian"
21 Desember Kiamat, Ini Kata Sesepuh Suku Maya
Negara-negara Arab Setuju Bantu Palestina
Dua Pejabat Afganistan Dibunuh
Kesalahan Teknis, Korea Utara Tunda Luncurkan Roket
Penyusup Tembaki Demonstran Anti-Mursi di Kairo
Chavez Janji Segera Kembali
Badai Bopha Filipina Tewaskan 650 Orang
Pos Polisi Pakistan Diserang, 8 Tewas