TEMPO.CO, Palopo - Berawal dari laporan masyarakat, yang mencurigai segerombolan wajah asing, puluhan aparat Kepolisian Resor Luwu Timur, bersama anggota Komando Distrik Militer Luwu Timur , dikerahkan untuk menyisir areal perbukitan di Dusun Malela, Desa Panca Karsa, Kecamatan Mangkutana, Kamis. Diperlukan waktu berjam-jam menyusuri kawasan berhutan lumayan lebat itu guna mencari terduga teroris.
Hasilnya tidak mengecewakan. Orang-orang yang dicurigai itu berhasil didapat. Namun, mereka bukan terduga teroris, melainkan mahasiswa pencinta alam dari Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam Negeri (STAIN) Palopo. "Mereka mahasiswa pencinta alam yang menggelar pendidikan dasar di hutan-hutan di Mangkutana," kata Kepala Polres Luwu Timur, Ajun Komisaris Besar, Andi Firman, kemarin.
Sebelumnya, sejumlah warga Dusun Malela melaporkan adanya orang mencurigakan yang melintas di kebun sawit miliknya. Orang tersebut mengenakan jubah hitam, sepatu lars, dan membawa ransel. Warga curiga orang tersebut adalah teroris yang melarikan diri dari Kabupaten Poso. Apalagi Mangkutana berbatasan dengan daerah rawan konflik di Sulawesi Tengah itu.
Andi Firman mengatakan, kendati cukup kecewa dengan temuan itu, dia salut kepada warga. "Memang harus melapor kalau ada yang mencurigakan," katanya.
Kepala Dinas Kehutanan Luwu Timur, Zainuddin, mengatakan, para mahasiswa pencinta alam sebelumnya sudah melapor akan melakukan pelatihan di sekitar hutan Mangkutana hingga Kecamatan Burau.
"Selain itu, mahasiswa juga menanam pohon. Mungkin masyarakat yang melihat mereka menggunakan baju hitam dan ransel langsung curiga," katanya. Selain berpakaian hitam, mahasiswa pencinta alam juga banyak yang menggunakan syal dan sepatu lars mirip milik TNI. Jumlah mahasiswa yang mengikuti acara itu, kata Zainuddin, kurang lebih 200 orang.
MUHAMMAD ADNAN HUSAIN