TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Radjasa menganggap harga tiket Mass Rapid Transit (MRT), yang disampaikan oleh Gubernur Joko Widodo sebesar Rp 38 ribu, masih terlalu tinggi untuk masyarakat.
"Kalau sebesar Rp 38 ribu masih ketinggian," kata Hatta seusai seminar "Kompas-Indonesia Infrastructure Outlook" di Jakarta, 18 Desember 2012.
Ia berasumsi bahwa MRT tersebut akan digunakan oleh masyarakat menengah ke bawah. "Maka itu harus dihitung berapa kemampuan masyarakatnya," katanya. Hitungan itu, menurut Hatta, harus berdasar kondisi 2017. "Karena itu kejadiannya (selesai proyeknya) tahun 2012."
Namun menteri yang hari ini berulang tahun ke-59 itu enggan menjawab berapa besaran yang sesuai. "Saya belum tahu hitungannya," ujar Hatta.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional ini menyatakan masih membuka forum diskusi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengenai beban subsidi yang akan ditanggung. "Gubernur minta agar subsidi tidak semua dibebankan kepada Pemda, sedangkan pemerintah kan sudah menanggung 42 persen dari total investasi. Jadi masih harus duduk bersama-sama," katanya.
Masalah subsidi ini, menurut Hatta, harus segera dipecahkan. "Karena ini salah satu program memecahkan kemacetan," kata Hatta. "Harus bisa dipecahkan, toh dananya dari APBN dan APBD. Jadi harus selesai."
ANANDA PUTRI