TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memastikan seluruh bus Transjakarta akan menggunakan sistem tiket elektronik atau e-ticket. Langkah itu dilakukan untuk menekan potensi kebocoran dana dalam pembayaran tiket model lama. "Kalau mau terintegrasi harus seperti itu," kata Ahok --begitu dia biasa disapa-- di Balaikota, Jakarta, Rabu, 26 Desember 2012.
Menurut Ahok, penerapan sistem tiket elektronik itu juga berlaku untuk seluruh moda transportasi yang ada di Jakarta. "Itu juga rencana gubernur untuk transportasi Jakarta," ujar dia. Ini sebenarnya rencana lama yang tak kunjung diterapkan.
Dalam proyek itu, Pemprov DKI bakal menggandeng Bank DKI, Bank BCA, Bank BNI, Bank Mandiri, dan Bank BRI. Tapi Ahok menegaskan Bank DKI akan tetap memimpin program tersebut.
Adapun bank lainnya ikut diajak karena pertimbangan nasabah mereka yang lebih banyak. Soalnya, nasabah Bank DKI masih tergolong sedikit untuk melaksanaka sendiri program tiket elektronik transportasi Jakarta ini. "Kalau nasabahnya sedikit tidak akan efektif," ujar dia.
Program ini akan mulai diluncurkan pada Januari 2013. Ahok menargetkan, program itu bakal dilaksanakan secara menyeluruh di seluruh jaringan bus Transjakarta. "Nanti 216 halte yang ada akan dipasang sistem tersebut," katanya. Selain tiket eletronik, saat ini halte Transjakarta juga dilengkapi wifi.
Sementara itu, Kepala Badan Layanan Umum Transjakarta Muhammad Akbar mengatakan sistem tiket elektronik itu akan mempercepat proses transaksi tiket. Pengguna bus Transjakarta nantinya cukup menempelkan kartu di halte-halte bus Transjakarta. "Sistemnya seperti e-toll card di jalan tol," kata dia.
Menurut Akbar, sistem integrasi itu akan menggabungkan sejumlah produk milik bank yang diajak bekerja sama, seperti Flazz BCA dan e-Toll Card Mandiri. "Jadi masyarakat tidak perlu punya kartu banyak-banyak, cukup satu tapi sudah bisa buat Transjakarta, parkir, dan bayar tol," kata dia.
DIMAS SIREGAR