TEMPO.CO, Jakarta - Seorang penumpang melahirkan dalam penerbangan Merpati Nusantara Airlines bernomor MZ 845 kemarin dengan rute Timika-Ujungpandang. "Si ibu sempat mengeluh agak pegal, tapi karena capek menunggu katanya," ujar seorang pramugari Merpati, Sherly Juwita, saat dihubungi Tempo, Senin, 7 Januari 2013.
Pesawat lepas landas pada pukul 18.00 setelah mencapai ketinggian 32.000 kaki, lampu tanda kenakan sabuk keselamatan pun dimatikan dan Juwita membantu rekan-rekannya di bagian belakang pesawat. Ia lantas melihat penumpang wanita yang mengandung tujuh bulan, Harmani, di kursi nomor 24 A. Saat ditanya Juwita, Harmani menyatakan ingin melahirkan dan kesakitan.
Sesuai prosedur, kata Juwita, ia melapor kepada kapten dalam penerbangan itu. Sedangkan tiga rekannya menjaga Harmani. Menurut Juwita, pesawat tidak mungkin kembali ke Timika karena bandara sudah tutup. Awak kabin sempat mengumumkan kepada penumpang mengenai kondisi yang ada.
"Tapi tidak ada dokter atau ahli medis yang ikut dalam penerbangan," ujarnya. Namun, akhirnya ada satu mahasiswi sekolah perawat yang membantu persalinan. Juwita dan ketiga rekannya kemudian membantu persalinan Harmani.
Menurut dia, para pramugari sudah mendapat pelatihan efficient medicine, termasuk untuk menghadapi persalinan. Namun, Juwita belum pernah mempraktekkan ilmu-ilmu yang didapatnya itu sebelumnya. Ia pun mengatakan kejadian ini baru pertama kali terjadi dalam penerbangan Merpati.
Semula awak kabin berencana mempersiapkan ruang persalinan di pantry dengan menyusun bantal. Namun, Harmani menolak karena tidak kuat berjalan ke pantry. Akhirnya ia melahirkan di tempat duduk. Juwita pun membantu persalinan itu. Mahasiswi sekolah perawat yang ikut mendampingi kemudian memotong tali pusar bayi tersebut.
Anak ketiga Harmani itu lahir pukul 18.40. Para kru kemudian menyiapkan penghangat untuk bayi perempuan yang lahir prematur itu. Setelah digedong, pramugari menyiapkan bantal dan air panas untuk diletakkan di troli makanan.
"Si bayi kami letakkan di troli, yang di bawahnya ada air panas, jadi seolah-olah itu inkubator," kata Juwita. Pramugari pun membantu pernapasan bayi itu dengan masker oksigen. Juwita bersyukur para penumpang tetap tenang selama persalinan Harmani.
Sesampainya di Ujungpandang, dengan didampingi dengan suaminya, Rudi Hamjah, Harmani dan bayi perempuannya dibawa ke rumah sakit. "Bayi dan ibunya selamat," kata Juwita.
Dalam penerbangan itu, pesawat membawa 152 penumpang. Ada dua special passenger, yaitu dua ibu hamil, termasuk Harmani. Kedua ibu hamil tersebut diperbolehkan ikut penerbangan karena sudah mendapat surat keterangan dokter.
MARIA YUNIAR