TEMPO.CO, Jakarta - Setelah beberapa hari puasa bicara, akhirnya Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan buka suara soal kecelakan yang dialaminya dengan mobil Tucuxi, Sabtu, 5 Januari 2013. Dia menampik tuduhan mencuri teknologi. Dia juga menolak tuduhan kecelakaan itu terjadi karena dia memodifikasi rem sehingga rem blong.
Sebelum memulai tanya-jawab dengan para wartawan yang memadati kantor Kementerian BUMN, Dahlan memberikan penjelasan tentang kronologi kecelakaan. Menurut dia, kecelakaan itu terjadi karena mesin mobil Tucuxi ini tidak memakai gear box. Ini membuat beban pengereman hanya ditanggung oleh kampas rem. Saat jalan menurun, karena Tucuxi berbobot sekitar 2 ton, daya dorong turun luar biasa. Akhirnya, kampas rem terbakar.
Uji coba itu, kata Dahlan, "membuat dia sadar kelemahan teknologi mobil Tucuxi. Seandainya saya melakukan uji coba di sirkuit Sentul, saya tak sadar kelemahan mobil ini"
Berikut ini petikan wawancara Dahlan dengan sejumlah wartawan:
Apakah benar rem mobil itu telah dimodifikasi?
Rem itu diperkuat, bukan dimodifikasi. Mobil ini tidak menggunakan gear box. Mobil ini beratnya 2 ton dalam keadaan menurun. Bebannya akan berat.
Mengapa memakai pelat nomor DI 19?
Itu bukan pelat nomor. Itu aksesori. Mobil ini belum pakai pelat nomor. Mobil ini mobil listrik, belum ada izin. Saya melakukan pelanggaran demi pengetahuan. Saya siap menerima konsekuensinya.
Mobil itu belum ada izinnya, mengapa diuji coba di jalan?
Saya menyadari. Saya melakukan pelanggaran. Itu bukan sebuah kejahatan. Saya harus menerima konsekuensi pelanggaran itu. Ini demi pengetahuan. Demi keselamatan.
Mengapa mobil diruwat?
Saya waktu itu tak ada di Solo. Saya masih keliling di Blora, Semarang. Saya tak tahu persiapan apa-apa. Ternyata teman-teman menyiapkan ruwatan. Saat saya datang masak saya bilang, "Hei bongkar ini ruwatan."
Anda dituduh mencuri teknologi Tucuxi?
Sekarang teknologi apa yang dicuri? Teknologi dia adalah mobil listrik yang tidak memakai gear box. Ini bukan modifikasi. Ini reparasi. Saya memahami Mas Danet Suryatama (penemu mobil listrik Tucuxi) punya kekecewaan terhadap saya. Dia mengungkapkan ke media. Saya juga punya kekecewaan dan ketidakpuasan saya. Bedanya, saya tidak mengungkapkan ke media.
Saya merasa sebagai bapaknya. Wajar bila saya tidak mengungkapkan kekecewaan saya ke media. Saya mengapresiasi teknologi Danet. Tapi pilihan teknologinya tidak memakai gear box. Itu bukan salah. Tapi saya menyarankan ke depan mobil yang besar menggunakan gear box. Mobil yang tak pakai gear box di-declare (dinyatakan) bahwa mobilnya tidak bisa dibawa ke luar kota. (Baca juga: Danet Siapkan Mobil Tandingan Tucuxi)
Anda tidak tahu saat itu mobil Tucuxi tak pakai gear box?
Bukan tidak tahu. Saat itu pembicaraan lebih fokus pada soal gear box dalam konteks hemat energi. Waktu itu saya mengagumi: wah hebat juga mobil besar tanpa gear box.
Mengapa memodifikasi tanpa bilang kepada Danet?
Anda punya mobil direparasi apakah harus lapor ke Toyota. Anda punya motor direparasi, apakah harus lapor?
BS