TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) menyatakan nilai ekspor produk industri kehutanan selama semester I tahun 2012 mengalami peningkatan tipis. "Naik 2,83 persen dibanding periode yang sama tahun lalu," kata Direktur Eksekutif APHI, Purwadi, dalam diskusi di Kementerian Perindustrian, Jumat, 18 Januari 2013.
Hingga Juli 2012, nilai ekspor produk industri kehutanan Indonesia mencapai US$ 5,91 miliar. Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu, nilai ekspor tercatat US$ 5,75 miliar. Kertas menyumbang nilai ekspor terbesar, yaitu US$ 2,36 miliar.
Sedangkan kayu lapis atau plywood dan pulp masing-masing berkontribusi US$ 1,17 miliar dan US$ 869 juta.
Berdasarkan 13 negara tujuan utama, Jepang berada pada peringkat pertama. Sepanjang 2012, Indonesia mengekspor produk industri kehutanan ke Jepang senilai US$ 1,08 miliar.
Sedangkan untuk Cina, Indonesia melakukan ekspor dengan nilai US$ 840 juta. Meski pangsa pasar ekspor Indonesia ke dunia meningkat, nilai ekspor ke negara-negara Uni Eropa menurun dalam periode 2007-2012.
Pada 2011, Indonesia mengekspor produk industri kehutanan untuk negara-negara Uni Eropa senilai US$ 617 juta. Nilai ekspor tersebut berkurang 1,87 persen menjadi US$ 605 juta untuk tahun 2012. APHI menilai penurunan tersebut terjadi karena adanya krisis ekonomi di Uni Eropa. Dengan adanya krisis itu, kata dia, pasar Uni Eropa mengurangi permintaan untuk kebutuhan sekunder. "Termasuk untuk furnitur," ujar Purwadi.
MARIA YUNIAR