Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Monsun Asia Picu Hujan Jakarta?

Editor

Grace gandhi

image-gnews
Sejumlah warga melintasi banjir dengan menggunakan sejumlah ember yang diikat menjadi satu di jalan Thamrin, Jakarta Pusat,(17/1). Tempo/Dian Triyuli Handoko
Sejumlah warga melintasi banjir dengan menggunakan sejumlah ember yang diikat menjadi satu di jalan Thamrin, Jakarta Pusat,(17/1). Tempo/Dian Triyuli Handoko
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hujan lebat yang mengguyur ibu kota sejak Rabu lalu berasal dari sabuk awan yang diciptakan oleh fenomena monsun. Sabuk awan itu terbentuk dari uap air asal India dan Laut Cina Selatan yang diseret angin ke atas Pulau Jawa.

"Siklus angin ini terjadi setiap enam bulan," kata Zadrach Ledoufij Dupe, dosen meteorologi dari Institut Teknologi Bandung, Jumat, 18 Januari 2013. Dia menjelaskan, cuaca Indonesia memang sangat dipengaruhi pergerakan angin dari Asia dan Australia.

Kedua benua yang berada di utara dan selatan negeri ini tersebut bergantian mengirim angin melalui fenomena monsun. Pada Oktober-Maret, angin bertiup dari Australia, sebelum berganti angin dari Asia.

“Arah angin pada monsun ditentukan oleh posisi matahari,” kata Zadrach. Pada Januari seperti sekarang, matahari berada di selatan garis Khatulistiwa. Ini membuat angin dari Asia bertiup ke Australia yang panas. Ketika bergerak, angin ini menarik uap air dari daratan Asia dan Laut Cina Selatan.

Pada saat bersamaan, ada angin lain dari Samudra Hindia yang menghadang dari selatan. Tumbukan dua angin ini membuat uap air terkumpul dan terangkat ke atmosfer lebih atas sambil membentuk awan hujan. "Tumbukan dua angin ini yang menciptakan sabuk awan hujan," kata Zadrach.

Kepala Pusat Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Mulyono Prabowo, setuju jika hujan Jakarta sejak Rabu lalu disebut sebagai produk akhir dari monsun Asia. Keteraturan monsun ini membuat BMKG bisa menebak puncak musim hujan di Jakarta bakal terjadi pada periode Januari dan Februari.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mulyono menjelaskan, akibat sabuk awan hujan di atas Jawa, hujan sepekan terakhir ini mengucur deras di daerah yang sangat luas. Tahun ini, hujan lebat terjadi hampir di seluruh wilayah Jakarta. Citra satelit yang dimiliki BMKG menunjukkan sabuk awan hujan kali ini berukuran raksasa, sebanding dengan sepertiga luas Pulau Jawa. "Akibatnya, banjir lebih luas," kata Mulyono ketika dijumpai di kantor BMKG.

Ini berbeda dengan banjir pada 2007. Ketika itu hujan lebat hanya terjadi di Ciledug. Wilayah lain di Jakarta hanya disiram hujan ringan. Perbedaan itu dipicu oleh fenomena La Nina yang terjadi berbarengan dengan monsun Asia. Rekor curah hujan harian tertinggi enam tahun lalu sampai 340 mm.

Meski hujan pekan ini terlihat lebih lebat, Zadrach mengingatkan bahwa fenomena sabuk awan dan monsun Asia ini bukan hal baru. Generasi terdahulu, kata dia, menyebutnya Pranoto Mongso. Kalender model ini dipakai untuk menentukan masa bercocok tanam yang harus sesuai dengan musim. Karena itu, dia menegaskan, tak ada yang istimewa dengan curah hujan kali ini. "Hanya Kota Jakarta saja yang semakin tak mampu menampung kucuran air hujan," kata dia.

ANTON WILLIAM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BMKG Identifikasi Tiga Sesar Aktif di Sekitar Ibu Kota Nusantara: Maratua, Mangkalihat dan Paternoster

16 jam lalu

Beginilah penampakan Ibu kota Nusantara di Indonesia nantinya bila semua pembangunan sudah selesai. (Foto: IKN)
BMKG Identifikasi Tiga Sesar Aktif di Sekitar Ibu Kota Nusantara: Maratua, Mangkalihat dan Paternoster

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan beberapa sesar atau patahan di sekitar Ibu Kota Nusantara tampak masih aktif.


BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

19 jam lalu

Foto udara kendaraan bermotor terjebak kemacetan karena banjir  menggenangi jalur utama pantura Semarang-Surabaya di Jalan Kaligawe Raya, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu, 6 April 2024. ANTARA/Aji Styawan
BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

BMKG imbau masyarakat Jawa Tengah mewaspadai potensi banjir dan longsor. Jawa Tengah diperkirakan mulai masuk kemarau bulan April ini.


BMKG Prakirakan Semua Wilayah Jakarta Hujan Ringan Siang Ini

21 jam lalu

Pengendara kendaraan bermotor menembuh cuaca hujan yang mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya, Selasa 30 Januari 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi El Nino Southern Oscillation (ENSO) akan melemah dan berangsur ke kondisi netral pada tahun ini. TEMPO/Subekti.
BMKG Prakirakan Semua Wilayah Jakarta Hujan Ringan Siang Ini

BMKG memprakirakan cuaca Jakarta hari ini, Jumat 26 April 2024, berawan dan hujan ringan.


Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

1 hari lalu

Foto udara proses pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

Peneliti sesar gempa aktif di IKN berharap bisa kembali dan lakukan riset lanjutan. Data BMKG juga sebut potensi yang berbeda.


BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Perairan Sumatera, Jawa dan Bali

1 hari lalu

Gelombang tinggi menghantam pemecah ombak di Pulau Untung Jawa, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa, 12 Maret 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi dengan ketinggian mencapai 2,5 meter - 4 meter pada Selasa (12/3) dan Rabu (13/3) di wilayah perairan Indonesia serta menghimbau masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di pesisir agar selalu waspada. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Perairan Sumatera, Jawa dan Bali

BMKG mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang tinggi di perairan seperti Sumatera, Jawa dan Bali pada 25-26 April 2024.


Jakarta Diprediksi Kemarau Mulai Akhir April Ini, Bagaimana Daerah Lain?

1 hari lalu

Ilustrasi kekeringan: Warga berjalan di sawah yang kering akibat kemarau di Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten. ANTARA FOTO/Fauzan/ama.
Jakarta Diprediksi Kemarau Mulai Akhir April Ini, Bagaimana Daerah Lain?

Sebagian daerah di Pulau Jawa diprediksi akan mulai mengalami musim kemarau pada akhir April 2024


Info Gempa Terkini BMKG: Gorontalo Terguncang Tengah Malam, Bawean Kembali Bergetar

1 hari lalu

Peta pusat gempa Gorontalo. Foto : X
Info Gempa Terkini BMKG: Gorontalo Terguncang Tengah Malam, Bawean Kembali Bergetar

Gempa M5,3 mengguncang sebagian wilayah Provinsi Gorontalo tengah malam tadi.


Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

1 hari lalu

Pembangunan Rumah Tapak Jabatan Menteri di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur, 26 Februari 2024. ANTARA/HO-Bagian Hukum dan Komunikasi Publik Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR
Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

Selain soal sesar gempa di sekitar IKN dan syarat TOEFL untuk pelamar kerja di PT KAI, ada pula prediksi ketibaan musim kemarau di Jawa Barat.


Potensi Hujan Lebat Hari Ini, BMKG Sebut Sirkulasi Siklonik, Konvergensi, dan Labilitas Lokal Kuat

1 hari lalu

Ilustrasi hujan lebat yang terjadi di Yogyakarta. (FOTO ANTARA/Wahyu Putro A/ed/nz/pri.)
Potensi Hujan Lebat Hari Ini, BMKG Sebut Sirkulasi Siklonik, Konvergensi, dan Labilitas Lokal Kuat

BMKG meminta Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi, dan Riau waspada potensi hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang pada hari ini.


Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Simak Peringatan Dini Hujan, Petir, dan Angin Kencang

1 hari lalu

Ilustrasi awan mendung/cuaca buruk. TEMPO/Aditia Noviansyah
Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Simak Peringatan Dini Hujan, Petir, dan Angin Kencang

Berikut prediksi cuaca BMKG untuk Jabodetabek dari pagi ini sampai malam nanti.