TEMPO.CO, Jakarta - Para penderita kanker mesti lebih hati-hati dan tidak gampang percaya dengan maraknya iklan pengobatan tradisional Cina atau Traditional Chinese Medicine (TCM). Biasanya mereka mengaku mampu mengobati kanker dengan ramuan tradisional tanpa operasi atau kemoterapi. Penelusuran Tempo sepanjang dua bulan ini menemukan adanya penggunaan obat kemoterapi yang diduga digunakan di TCM Harapan Baru.
Tempo memperoleh sejumlah sampel obat yang digunakan oleh TCM Harapan Baru cabang Medan. Seluruh obat bertuliskan bahasa Mandarin. Dari belasan obat itu terdapat dua obat mengandung carboplatin dan cisplatin. Keduanya adalah jenis obat untuk kemoterapi.
Dokter ahli bedah onkologi Rumah Sakit Dharmais, Ramadhan, mengatakan praktek sembrono pemberian obat kemoterapi pada pasien bisa sangat berbahaya. Pasalnya obat kemo adalah obat keras yang berfungsi untuk menekan dan menghancurkan pertumbuhan sel tubuh. Penggunaan yang salah bisa menyebabkan kematian. Karena itu, obat tersebut masuk golongan obat yang dibatasi penggunaanya. "Bahkan tidak semua dokter boleh memberi obat kemo. Hanya dokter berpendidikan khusus dan tersertifikat yang boleh melakukannya," kata Ramadhan. Pemberian carboplatin dan cisplatin yang salah, misalnya, bisa mengakibatkan kerusakan pada ginjal, jantung, dan hati.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Lucky S. Slamet mengatakan, kedua obat yang diperoleh Tempo tersebut memang obat khusus kemoterapi. "Semestinya tidak digunakan di tempat pengobatan tradisional, karena ini tergolong obat keras, bukan herbal," ujarnya. Usai melihat seluruh sampel obat yang diperoleh Tempo, Lucky menegaskan bahwa obat-obatan tersebut tergolong ilegal karena tidak memiliki izin edar dari BPOM.
Direktur Utama klinik pengobatan Cina, Harapan Baru Utami Rahmawati, membantah bahwa mereka menggunakan obat-obatan tersebut. "Kami tidak pernah memberikan obat-obat seperti itu pada pasien," ujarnya saat ditemui Tempo, Sabtu pekan lalu.
TIM TEMPO