TEMPO.CO, Jakarta - PT Pos Indonesia (Persero) menargetkan pendapat sebesar Rp 29 miliar dari penjualan prangko. Angka ini lebih besar Rp 3 miliar daripada penjualan prangko tahun 2012 sebesar Rp 26 miliar.
"Memang tidak besar dibanding pendapatan Pos secara keseluruhan (pada tahun 2012 Rp 3,4 triliun unaudited), tapi ini memberikan value," kata Direktur Utama Pos Indonesia I Ketut Mardjana dalam acara peluncuran prangko seri Tahun Ular di Jakarta, Selasa, 5 Februari 2013.
Ia pun menjelaskan terdapat dua jenis prangko yang diterbitkan Pos Indonesia, yakni prangko istimewa dan definitif. "Kalau definitif itu seperti kepala negara, sedangkan istimewa itu seperti peristiwa, gambar-gambar, shio, flora-fauna," katanya.
Adapun pendapatan terbesar menurutnya banyak diperoleh dari prangko peristiwa. "Karena kalau prangko peristiwa begitu habis tidak dicetak lagi."
Diwawancarai terpisah, Vice Presiden Konsinyasi dan Filateli Bambang Irian mengatakan pendapatan dari tahun ke tahun umumnya meningkat pada periode 2011 ke 2012. "Tahun 2011 itu sebesar Rp 18 miliar, 2012 Rp 26 miliar. Ada peningkatan ini karena variasi prangko yang kami tawarkan bervariasi," katanya.
Hari ini, Pos Indonesia bekerja sama dengan Lembaga Indonesia China (LIC) menerbitkan tiga desain prangko seri Tahun Ular.
1. NAJA SPUTATRIX
Yaitu menggambarkan ular kobra Indonesia (Naja sputatrix), atau lebih dikenal dengan nama lokal ular sendok Jawa. Walaupun bukan termasuk dalam spesies yang terancam punah, jumlah spesies ini setiap tahunnya semakin berkurang akibat perdagangan kulit ular dan perdagangan ular ini sebagai hewan piaraan. Prangko ini dilukis oleh seniman ITB: Guruh Ramdani.
2. DEWA RUCI
Yaitu cerita pewayangan yang sangat terkenal, Dewa Ruci, pertarungan antara Bima dan seekor ular yang hidup di samudra demi mendapatkan "kesempurnaan".
Prangko ini dilukis oleh seniman ITB: Guruh Ramdani.
3. NAGA SEBA
Merupakan motif batik yang menggambarkan ular dan burung (sayap ). Motif Naga Seba merupakan motif batik Keraton yang dipengaruhi oleh Hindu dan Islam. Seperti halnya Kereta Singa Barong dan Paksi Naga Liman. Naga Seba memadukan obyek ular dan sayap sebagai salah satu lambang Kesultanan Cirebon. Prangko ini dilukis di atas kaca oleh pelukis kaca tradisional Cirebon: Bambang Sonjaya.
ANANDA PUTRI
Berita terpopuler lainnya:
Skandal Besar Sepak Bola Eropa Terungkap
Anas Diganti Ibas, Kata Ruhut
Begini Raffi Tanggapi Isu Rekayasa BNN
Abraham Samad Tak Pernah Jadi Caleg PKS
Diduga Gelapkan Pajak, Apa Kata SBY?
Kubu SBY Bermanuver, Anas Terdesak?