TEMPO.CO, Jakarta - Konsistensi Bank Indonesia menjaga mata uangnya di pasar memberikan sentimen positif bagi rupiah. Hal ini yang membuat rupiah stabil di 9.700 an per dolar Amerika Serikat.
Head of Research Treasury Bank BNI, Nurul Eti Nurbaeti menjelaskan, keseriusan BI mengawal rupiah membuahkan hasil. Setelah sempat mengalami tekanan yang cukup berat sejak akhir tahun, kini mata uang lokal ditransaksikan cukup stabil di level 9.700 per dolar AS. “Fluktuasi rupiah tidak terlalu lebar, kendati dalam posisi akhir bulan,” ucapnya.
Nilai tukar rupiah di transaksi pasar uang hari ini ditutup melemah tipis 1 poin ke level 9.707 per dolar Amerika. Terapresiasinya dolar AS terhadap mata uang utama dunia, terutama euro, tidak banyak mempengaruhi pergerakan rupiah.
Adanya wacana bahwa transaksi forward akan menggunakan patokan harga rupiah di pasar domestik ternyata cukup efektif meredakan gejolak rupiah. Selama ini transaksi forward lebih mengacu harga di pasar non-deliverable forward (ndf) di pasar Singapura sehingga bank sentral tidak bisa mengontrol.
Fluktuasi rupiah kini mulai terkendali dan berada dalam kisaran sempit seiring derasnya aliran dana asing ke bursa saham dan obligasi. “Ini yang mampu menjadi penyeimbang rupiah sehingga bergerak stabil akhir–akhir ini,” kata Nurul.
Kekhawatiran dari kawasan Eropa kembali muncul setelah mantan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi dapat kembali berpeluang memimpin pemerintahan Negeri Pizza. Seperti diketahui, di bawah kepeminpinan Berlusconi, Italia dilanda krisis utang.
Bila Berlusconi kembali memimpin Italia maka akan merusak reformasi ekonomi yang telah dibangun oleh Perdana Menteri Morio Monti. Hal itu, menurut Nurul, bisa mengganggu program pengetatan anggaran yang telah dijalankan selama ini serta membuat bursa global berjatuhan.
PDAT | VIVA B. K