TEMPO.CO, Jakarta - Mengenakan seragam Pramuka, Mohammad Nabil Syauqi terlihat ogah-ogahan berangkat sekolah. Siswa SD Negeri 06 Pagi Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, ini masih trauma atas perlakuan gurunya.
"Saya dipukul pakai penggaris besi oleh wali kelas," kata Nabil pada Rabu, 27 Februari 2013, di rumahnya Jalan Srengseng Sawah Gg. Arsip 1, Jakarta Selatan. Tampak bekas luka sepanjang lima sentimeter di lututnya.
Nabil mengaku tindak kekerasan wali kelasnya ini sering dipicu masalah sepele. "Pas saya dipukul penggaris itu karena mau balikin penghapus temen," katanya. Bukan hanya sekali ini saja Nabil mendapat perlakuan kasar dari wali kelasnya, Sainah, 57 tahun. Sebelumnya bocah kelas satu ini pernah dilempar spidol besar tepat di dahinya.
Bahkan, Nabil sering ditempeleng Sainah. Akibat perlakuan kasar ini, dia jadi ogah-ogahan masuk sekolah. Orang tua Nabil harus membujuk anak kedua dari tiga bersaudara tersebut untuk masuk sekolah. Nabil pun jadi seenaknya sendiri. Dia berangkat menggunakan sandal. Bahkan, pekerjaan rumah pun ogah-ogahan digarap.
Orang tua Nabil, Sahrul, menyesalkan perbuatan wali kelas anaknya. "Seharusnya guru bisa memberikan contoh yang baik," katanya. Dia mengaku anaknya terus merengek minta pindah sekolah. Sahrul pun meminta agar wali kelas anaknya ini dimutasi atau minimal sekolah memberiksan sanksi yang setimpal.
Ketika dikonfirmasi ke pihak sekolah, Kepala Sekolah SD Negeri 06 Pagi Srengseng Sawah Widi Fatmah, berjanji menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan. Dia mengakui menyesalkan munculnya insiden tersebut.
Untuk menyelesaikan masalah ini, Widi mengatakan dia akan memanggil Sainah dulu untuk konfirmasi dan klarifikasi. "Saya harus dengar dulu penjelasan yang bersangkutan," katanya. Jika terbukti, barulah Sainah bisa ditegur. "Mungkin Nabil bisa pindah kelas dulu," katanya menawarkan solusi.
SYAILENDRA
Berita populer:
Kereta KfW yang Mogok di Rawa Buntu Dikandangkan
Jokowi Mau Bikin Pantai Gratis di Jakarta
Bolos Bertahun-tahun, Tiga PNS Bekasi Dipecat
Ibu Bunuh Anaknya Karena Malu Kondisi Fisiknya
Lagi, Kecelakaan Maut di Puncak, 12 Tewas