TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Badan Koordinasi Jakarta Sehat, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Rizky Aniza, menilai dokter puskesmas di Jakarta kelebihan pasien.
Idealnya, kata dia, satu dokter di puskesmas hanya menangani 20-30 pasien setiap hari. Namun, kini satu dokter di puskemas bisa menangani pasien hingga tiga kali lipat jumlahnya. "Sekarang pasien sudah sangat membeludak, sudah sampai 60-70 pasien setiap dokter per hari," kata dokter yang biasa disapa Nisa ini di FKUI Salemba, Jakarta Pusat, Rabu, 27 Februari 2013.
Nisa menjelaskan, alur yang diterapkan di puskesmas saat ini dimulai dari pendaftaran pasien yang dibuka sejak pukul 07.30 WIB. Kemudian dilanjutkan penanganan oleh dokter yang dilakukan hingga pukul 12.00 WIB. Baru usai pukul 12.00 WIB, dokter menangani pasien yang ada di ruang gawat darurat.
Pada kesempatan yang sama, Nisa mengatakan, tenaga medis yang ada saat ini sudah tidak mencukupi untuk melayani lonjakan pasien yang mencapai tiga kali lipat. Akibatnya, banyak pasien yang merasa tidak puas dan memilih pulang dengan kecewa.
Sikap pasien yang seperti itu, menurut Nisa, dapat mempengaruhi psikologis dokter. "Banyaknya pasien yang kadang-kadang marah karena kurang cepat dilayani mempengaruhi psikis dokter," kata Nisa.
Saat ini dokter di Rumah Sakit Umum Daerah di Jakarta dibayar Rp 6-7 ribu per pasien. Sedangkan di puskesmas, satu pasien hanya dikenakan Rp 2 ribu untuk melunasi semua biaya, yaitu biaya pendaftaran, biaya dokter, dan obat-obatan.
TRI ARTINING PUTRI
Berita Metro Terpopuler:
Kereta KfW yang Mogok di Rawa Buntu Dikandangkan
Jokowi Mau Bikin Pantai Gratis di Jakarta
Ibu Bunuh Anaknya Karena Malu Kondisi Fisiknya
Lagi, Kecelakaan Maut di Puncak, 12 Tewas
Bos Judi Online Mickey Mouse Diringkus