Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Terowongan Blok M Ditargetkan Selesai Akhir Tahun  

Editor

Alia fathiyah

image-gnews
TEMPO/Yosep Arkian
TEMPO/Yosep Arkian
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan menargetkan proyek pembangunan terowongan jaringan utilitas bawah tanah (ducting) selesai pada akhir tahun ini. Terowongan sepanjang 1,35 kilometer ini akan memanjang di kawasan niaga Blok M, Jakarta Selatan.

"Proyek ini akan menjadi yang pertama di Jakarta," kata Kepala Suku Dinas Jalan Jakarta Selatan Yayat Hidayat ketika ditemui pada Jumat, 1 Maret 2013. Sebenarnya Jakarta sudah memiliki sistem ducting seperti ini di kawasan SCBD. Tapi, saluran tersebut dikelola pihak swasta.

Proyek ini sebenarnya sudah berjalan sejak tahun 2011. Hanya pada tahun lalu, pemerintah menghentikan pengerjaan. Alasannya, kontraktor pemenang tender tidak mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai target.

Kontraktor dikatakan hanya mampu menyelesaikan 40 persen dari total kontrak pembangunan sepanjang 636 meter. Sehingga pada Juni nanti akan digelar tender ulang untuk menyelesaikan sisa pekerjaan.

Secara keseluruhan proyek ini menelan biaya hingga Rp 16,9 miliar. Terowongan ini akan ditanam di enam titik di kawasan Blok M, yaitu Jalan Melawai 3, Melawai 4, Melawai 4A, Melawai 5, Melawai 9, Melawai 9A, dan sebagian Jalan Iskandariah.

Yayat mengatakan kawasan Blok M dipilih karena diperkirakan akan mendatangkan keuntungan. Alasannya, kawasan tersebut merupakan salah satu pusat perputaran uang. "Saat ini aturan sewanya masih digodok di Pemerintah Provinsi," ujar dia.

Secara fisik terowongan yang akan ditanam tersebut terdiri dari balok-balok yang disusun. Tiap baloknya memiliki lebar 1,5 meter dan tinggi 2 meter. Di dalam balok terowongan tersebut akan dijejali jaringan utilitas seperti saluran air, jaringan PLN, telepon, dan serat optik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di antara jaringan sepanjang 1,35 kilometer tersebut akan ada 15 balok distribusi yang tersebar di Jalan Melawai 3, 4, 5, dan 9. Fungsinya adalah untuk menyalurkan jaringan kepada pelaku usaha yang menyewanya. "Jadi nanti tidak perlu ada galian baru jika akan ada penambahan jaringan. Pelaku usaha tinggal colok saja ke blok distribusi," kata Yayat.

Selain fungsi ekonomi, secara nilai tata ruang proyek ini dinilai menguntungkan. Alasannya, tidak perlu ada galian baru yang kadang merusak trotoar atau badan jalan saat ada pembangunan jaringan.

SYAILENDRA

Berita Lain:
Penumpang KRL Keroyok Brimob di Depok
Ini Pengakuan Brimob yang Dikeroyok Penumpang KRL
Usai Balon Meledak, Jokowi dan 5 Menteri Pergi
Jakarta Bakal Punya Layanan 911

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Perubahan Nama Jalan Tahap Dua di Jakarta, Riza Patria: Sudah Disusun

25 September 2022

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat, 16 September 2022. TEMPO/Lani Diana
Perubahan Nama Jalan Tahap Dua di Jakarta, Riza Patria: Sudah Disusun

Wagub DKI Riza Patria mengatakan rencana perubahan nama jalan di Jakarta sudah disusun, tapi belum bisa diumumkan


Rencana Perubahan Nama Jalan di Kelapa Gading, Politikus PDIP: Warga Menolak

16 September 2022

Pengerjaan pembangunan jalan Tol Kelapa Gading-Pulo Gebang Segmen Kelapa Gading-Pulo Gebang di kawasan Kelapa Gading, Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021. Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kempupera) menargetkan penyelesaian jalan ini pada tahun 2021. Tempo/Tony Hartawan
Rencana Perubahan Nama Jalan di Kelapa Gading, Politikus PDIP: Warga Menolak

Anggota DPRD DKI Agustina Hermanto alias Tina Toon menerima aduan warga yang menolak perubahan nama jalan di Kelapa Gading.


Perubahan Nama Jalan di Jakarta Berujung Pansus, Ini Kata Wagub DKI

16 Juli 2022

Kendaraan melintasi Jalan H Bokir Bin Dji'un yang sebelumnya bernama Jalan Raya Pondok Gede ruas Jalan Raya Bogor - Tamini di Jakarta, Selasa, 21 Juni 2022. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Perubahan Nama Jalan di Jakarta Berujung Pansus, Ini Kata Wagub DKI

Wagub DKI Jakarta Riza Patria berharap masalah perubahan nama jalan ini dibicarakan baik-baik dengan DPRD DKI tanpa perlu menggelar pansus


Pemkot Jakpus Bakal Sosialisasikan Lagi Perubahan Nama Jalan ke Warga

3 Juli 2022

Warga membentangkan spanduk penolakan perubahan nama jalan di Batu Ampar, Jakarta Timur, Kamis, 30 Juni 2022. ANTARA/Yogi Rachman
Pemkot Jakpus Bakal Sosialisasikan Lagi Perubahan Nama Jalan ke Warga

Pemkot Jakpus bakal mengumpulkan seluruh ketua RT dan RW yang terdampak perubahan nama jalan


Dampak Perubahan 22 Nama Jalan Sistemik, PDIP: Pak Anies Baswedan Jangan Pakai Ego

26 Juni 2022

Papan nama Jalan Mpok Nori juga telah terpasang menggantikan nama Jalan Raya Bambu Apus, Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Selasa 22 Juni 2022.TEMPO/Annisa Apriliyani
Dampak Perubahan 22 Nama Jalan Sistemik, PDIP: Pak Anies Baswedan Jangan Pakai Ego

Hardiyanto Kenneth meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bertanggungjawab atas dampak sistemik yang ditimbulkan dari perubahan nama 22 jalan.


Anies Baswedan Stop Kontroversi Nama Jalan Jenderal A.H. Nasution

2 Februari 2018

Sejumlah kendaraan nekat menerobos jalur Transjakarta di Jalan Mampang Prapatan Raya, Jakarta, 24 Juli 2017. PT TransJakarta kembali berkoordinasi dengan pihak Kepolisian untuk program sterilisasi jalur Transjakarta. ANTARA/Reno Esnir
Anies Baswedan Stop Kontroversi Nama Jalan Jenderal A.H. Nasution

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghentikan sosialisasi rencana perubahan nama Jalan Mampang Raya dan Buncit Raya menjadi Jalan A.H. Nasution.


Penyebab Anies Baswedan Hentikan Perubahan Nama Jalan Buncit

1 Februari 2018

Sejumlah pengendara sepeda motor menerobos jalur Trans-Jakarta di perempatan Mampang Prapatan, Jakarta, 13 Juni 2016. Sejumlah pengendara masuk ek jalur Trans-Jakarta guna menghindari kemacetan. Tempo/Avit Hidayat
Penyebab Anies Baswedan Hentikan Perubahan Nama Jalan Buncit

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghentikan seluruh proses sosialisasi perubahan nama Jalan Buncit Raya menjadi Jenderal Besar A.H. Nasution.


Pergantian Nama Jalan Buncit Raya, Sejarawan JJ Rizal: Ironis

1 Februari 2018

Sejumlah kendaraan nekat menerobos jalur Transjakarta di Jalan Mampang Prapatan Raya, Jakarta, 24 Juli 2017. PT TransJakarta kembali berkoordinasi dengan pihak Kepolisian untuk program sterilisasi jalur Transjakarta. ANTARA/Reno Esnir
Pergantian Nama Jalan Buncit Raya, Sejarawan JJ Rizal: Ironis

Sejarawan JJ Rizal menyesalkan rencana perubahan nama Jalan Buncit Raya dan Jalan Mampang Prapatan menjadi Jalan Jenderal Besar A.H.Nasution.


Kata Anies Baswedan Soal Penolakan Penggantian Nama Jalan Buncit

1 Februari 2018

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memimpin apel pembukaan Lintas Jaya 2018 di lapangan IRTI Monas, Jakarta, 16 Januari 2018. Operasi ini dilakukan untuk meningkatkan disiplin warga Jakarta terhadap lalu lintas. TEMPO/Rio Maldini Burhan Nibras
Kata Anies Baswedan Soal Penolakan Penggantian Nama Jalan Buncit

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan tanggapan penolakan Komunitas Betawi atas rencana pergantian nama Jalan Mampang Raya dan Buncit Raya.


Komunitas Betawi Buat Petisi Tolak Penggantian Nama Jalan Buncit

31 Januari 2018

Sejumlah pengendara sepeda motor memasuki jalur Busway di koridor VI jalan Buncit-Mampang Prapatan, Jakarta, (2/8).  TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Komunitas Betawi Buat Petisi Tolak Penggantian Nama Jalan Buncit

Komunitas Betawi Kita bikin petisi menolak rencana perubahan nama Jalan Buncit Raya menjadi Jalan Jenderal Besar A.H. Nasution.