TEMPO.CO, Makassar - Pengamat Kepolisian Universitas 45 Makassar, Marwan Mas, meminta supaya pemerintah mewaspadai kemungkinan konflik TNI dan Polisi di Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, merembet ke daerah lain. Karena itu, pimpinan kepolisian dan TNI di semua daerah mesti melakukan antisipasi atau pencegahan. "Perlu diantisipasi dengan meningkatkan pengawasan terhadap anggota agar tidak terprovokasi," kata dia, Jumat, 8 Maret.
Menurut Marwan, meski betrokan di OKU hanya melibatkan satu area teritorial, tetap saja berpotensi merembet ke daerah lain. Sebab, konflik TNI-Polri merupakan perseteruan lama yang terus berulang. Bahkan kerap kali, pemicunya adalah hal sepele.
Sebelumnya Markas Kepolisian Resor Ogan Komering Ulu diserang dua batalion TNI AD. Mereka membakar kantor serta memukuli sejumlah anggota kepolisian.
Penyerangan dipicu oleh peristiwa penembakan anggota TNI, Prajurit Satu Heru Oktavianus, oleh anggota Polres OKU, Brigadir Wijaya, dua bulan lalu. Meski terjadi dua bulan berlalu, proses hukum terhadap Brigadir Wijaya tak jelas ujungnya. Hal tersebut membuat rekan-rekan Heru marah dan berujung pada penyerbuan markas kepolisian setempat.
TRI YARI KURNIAWAN