TEMPO.CO, Jakarta - Aplikasi pengiriman pesan instan lewat perangkat bergerak atau mobile messagingada pula yang menyebutnya social messagingterutama buatan Asia, mulai menyerbu Indonesia.
Sang pionir adalah Line. Aplikasi dari Jepang ini mulai digemari di Indonesia sejak tahun lalu sebagai sarana mengobrol lewat Internet. Lantas, ada KakaoTalk dari Korea Selatan, yang diperkenalkan pada awal pekan lalu.
Menjelang akhir pekan lalu, aplikasi WeChat dari Cina ikut-ikutan meramaikan dunia pesan instan di sini.
Mobile messaging secara umum memudahkan pengguna mengobrol dan berkirim pesan tertulis ataupun menelepon gratis lewat jalur internet, atau disebut voice over Internet protocol.
Selain itu, aplikasi ini menyediakan berbagai jenis game, beragam emoticon, serta melayani transaksi jual-beli secara online atau e-commerce.
"KakaoTalk sangat populer di Korea Selatan," kata Kate Sohn, Vice President Global Business Development Kako Corp, seusai acara peluncuran. "Kami akan mengembangkan local content di sini."
Sebelum Line, KakaoTalk, dan WeChat menyerbu, orang terlebih dulu mengenal Yahoo! Messenger, Live Messenger, GTalk, Facebook Messenger, dan mIRC. Semua itu berbasis komputer desktop dan berkibar pada 1990-an.
Nah, semakin maraknya perangkat bergerak dan menjamurnya industri digital di Korea Selatan, Jepang, dan Cina, beberapa perusahaan lokal di sana mencoba membuat aplikasi chatting sendiri khusus untuk perangkat bergerak.
WeChat, misalnya, dibuat oleh Tencent di Cina dengan nama lokal Weixin pada awal 2011. Bisnis Tencent adalah online game, e-commerce, dan layanan instant messenger. Di Indonesia, Tencent bekerja sama dengan MNC Media.
Belakangan, di Cina, WeChat dikabarkan menyalip popularitas aplikasi sejenis, yaitu Sina Weibo. Menurut Martin Lau, Presiden Direktur Tencent, aplikasi ini memiliki pengguna berjumlah sekitar 300 juta orang secara global, dua pertiganya di Cina.
Nantinya, WeChat akan menampilkan media konten yang disiarkan MNC. "Kami juga berencana meluncurkan konten lokal seperti para pesaing," kata Lau.
Adapun KakaoTalk lebih menonjolkan rasa lokal. Ini terlihat pada emoticon Poci, yang menampilkan hantu pocong dalam berbagai bentuk. "Sekitar 90 persen emoticon yang kami tampilkan gratis, termasuk Poci," kata Vice President Global Business Development Kakao Corp,Kate Sohn.
Di antara ketiganya, Line paling populer. Sebab, ia hadir lebih awal menyapa para pengguna di Indonesia. Saat ini, aplikasi besutan NHN Jepang ini memiliki pengguna sekitar 100 juta orang sejak diluncurkan satu setengah tahun lalu.
BUDI RIZA
Berita terpopuler lainnya:
Setelah 2014, SBY Mau Buka Warung Nasi Goreng
Rhoma Irama Tolak Permintaan Joss Stone
Mancini Isyaratkan Bakal Jual Dzeko
Laga Gresik vs Arema Ricuh, Tiga Orang Tewas
Ansyaad : Musuh Itu Teroris, Bukan Densus
Densus 88 Dilatih CIA dan FBI