TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah terus berupaya mendorong pertumbuhan industri furnitur (mebel) dan kerajinan nasional. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Gusmardi Bustami mengatakan, kunci sukses pengembangan pasar industri tersebut adalah kegiatan pemasaran dan promosi.
"Karena itulah, kami dukung pameran sebagai bentuk promosi. Selain promosi, juga perlu penguatan hubungan kerja antara produsen dengan konsumen," ujar Gusmardi dalam pembukaan Pameran IFFINA 2013, di Jakarta Internasional
Menurutnya, keunggulan kompetitif dari industri furnitur dan kerajinan nasional adalah modal bisnis, kreativitas, dan promosi. "Produk-produk furnitur Indonesia mempunyai sentuhan tradisi, budaya yang menghasilkan bentuk kreatifitas unik dan tidak bisa disaingi negara lain," kata dia. Karena itulah, untuk semakin mengembangkan industri furnitur, diperlukan diferensiasi produk dengan menerapkan standar-standar internasional.
Ia menyebutkan, ekspor produk furniture menunjukkan peningkatan dan menyumbang 10,2 persen dari total ekspor nonmigas. Pada 2012 ekspor furniture senilai US$ 1,9 miliar, naik 10,2 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat US$ 1,67 miliar.
Tujuan ekspor utama produk furnitur nasional adalah Amerika Serikat, Jepang dan Uni Eropa. Ekspor ke Amerika Serikat pada 2011 tercatat US$ 530,8 juta, kemudian naik 12,9 persen menjadi US$ 599 juta pada 2012. "Hal yang sama juga terjadi pada ekspor ke Jepang dan Uni Eropa yang masing-masing tercatat naik 12,6 persen dan 24 persen pada 2012," ujarnya.
Ekspor kerajinan Indonesia juga naik 9 persen. Pada 2011 tercatat nilainya US$ 456 juta, menjadi US$ 534 juta pada 2012.
Ketua Umum Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Ambar Tjahyono menambahkan, sebagai salah satu bentuk promosi produk furnitur dan kerajinan Indonesia, diselenggarakan pameran International Furniture & Craft Fair Indonesia (IFFINA). Tujuan penyelenggaraan IFFINA ini untuk mempromosikan ribuan karya mebel dan kerajinan dari seluruh Indonesia yang dibuat dengan sentuhan budaya masing-masing daerah.
"Pada IFFINA 2013 ini tercatat sudah ada 4.000 buyer dari 150 negara yang berkomitmen untuk hadir. Dengan hadirnya buyer itu tentu akan memberikan pemasukan pada devisa negara," kata Ambar.
Peserta pameran IFFINA 2013 ini diikuti oleh berbagai pengusaha furnitur dan kerajinan. Dari 525 peserta pameran yang terlibat, sebagian besar justru berasal dari daerah seperti Yogyakarta, Jawa Tengah, Bali, Jawa Barat, Jawa Timur, dan beberapa daerah luar Pulau Jawa.
ROSALINA
Terpopuler:
Begini Cara Jokowi Lepaskan Diri dari Hercules
Wawancarai Aher, Sejumlah Wartawan Dipukul Petugas
Rustriningsih Ditolak PDIP Karena Tak Santun Berpolitik
Curhat Rustriningsih Kenapa Tak Lolos Cagub
Polda: Kartu Intelijen di Mobil Hercules Palsu