TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia Timbul Siregar meminta agar iuran untuk tabungan perumahan (Tapera) diambil dari buruh, pengusaha, dan juga dari anggaran pendapatan dan belanja negara melalui subsidi tabungan perumahan.
"Mengingat upah buruh akan dipotong untuk program jaminan hari tua, pensiun, dan kemungkinan program kesehatan, maka iuran yang dipungut untuk perumahan sebaiknya tidak tinggi karena akan mempengaruhi daya beli buruh," kata Timbul, Rabu, 13 Maret 2013.
Timbul mengusulkan, jumlah iuran untuk tabungan perumahan yang diambil dari pekerja cukup 1 persen saja. Sisanya, sebanyak 5 persen diberikan oleh pengusaha, dan 9 persen sisanya dibayar oleh pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Selain itu, Timbul mengusulkan agar PT Jamsostek juga ikut mensubsidi uang muka perumahan, terutama untuk pekerja, dengan upah di bawah Rp 5 juta. Sebab menurut dia, subsidi langsung langsung APBN untuk perumahan buruh sangat membantu mendukung peningkatan upah riil buruh.
Sebelumnya, Kementerian Perumahan Rakyat dan Komisi Infrastruktur Dewan Perwakilan Rakyat RI, menargetkan Rancangan Undang-Undang Tabungan Perumahan Rakyat bisa selesai dan disahkan menjadi undang-undang pada tahun ini. Peraturan tersebut nantinya akan mewajibkan setiap pekerja di Indonesia memiliki tabungan perumahan rakyat demi meningkatkan akses perumahan kepada pekerja.
Timbul mengakui, peraturan tersebut sangat penting untuk buruh. Sebab, kata dia, mayoritas buruh hanya mampu mengontrak rumah. Berdasarkan riset yang mereka lakukan, rata-rata pekerja mampu mengalokasikan 20 persen upahnya hanya untuk mengontrak rumah. Sementara Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi tentang Item-item Perhitungan Upah Minimum, buruh hanya diposisikan mengontrak kamar saja, bukan rumah.
"Karena itu, Rancangan Undang-Undang Tabungan Perumahan Rakyat itu sangat penting buat buruh," kata Timbul. Ia mengatakan, program perumahan buruh bisa diperlakukan seperti program jaminan hari tua atau pensiun. Hanya saja, iuran tabungan perumahan tersebut diambil tidak hanya dari pekerja, tapi juga dari pengusaha.
Dia juga meminta agar pembangunan perumahan buruh dibangun di sekitar kawasan industri sehingga pekerja dapat mengehemat biaya transportasi mereka. "Buruh bisa lebih produktif bekerja karena lebih dekat ke tempat kerja," kata Timbul.
RAFIKA AULIA
Berita Terpopuler:
Bambang Soesatyo Ungkap Pertemuan dengan Djoko
Barcelona Balas Milan Dua Kali Lipat
Prabowo: Negara Ini Sedang Sakit
Soal Hercules, Kapolda: Tak Usah Gentar!
Yudhoyono Larang Ketua Demokrat Maju Pilpres