TEMPO.CO, Jakarta - Ika dan Rudi kembali mengurut dada. Pasangan suami-istri yang sudah lima tahun menikah ini harus menerima kenyataan ketika alat penguji kehamilan kembali menunjukkan tanda negatif. "Ini sudah yang ke-10 kali kami mengetes. Hasilnya selalu mengecewakan, tapi kami harus berlapang dada," ujar Ika menahan sedih.
Sementara itu, pasangan Diva dan Alan sangat mengharapkan kehadiran buah hati dalam pernikahan mereka yang telah berjalan sampai tahun ke-10. Keduanya sempat terpikir untuk mengadopsi anak. "Niat itu urung karena kami belum sreg," ujar Diva, penulis sekaligus pemilik restoran di Lembang, Bandung.
Lain lagi dengan kisah penyanyi Cynthia Lamusu dan aktor Surya Saputra. Hampir lima tahun menikah, mereka belum juga memiliki si kecil, keduanya memilih santai dan sabar. "Saya dan Surya yakin akan indah pada saatnya. Sekarang kami enjoy life saja," kata Chyntia, yang kini dekat dengan para keponakannya.
Bagi Cynthia, anak seperti rezeki dan jodoh. “Yang penting kami terus berusaha,” kata penyanyi kelompok B Three ini pantang menyerah. “Saya dan Surya ambil sisi positifnya saja, menikmati masa pacaran dan kami berdua bahagia,” kata dia.
Menurut psikolog Rima Olivia, menanti kehadiran buah hati yang tak kunjung tiba dalam pernikahan memang harus dengan lapang dada. Memang ada beberapa pasutri yang tidak siap, lalu khawatir berlebihan saat buah hati mereka tak kunjung tiba. Rima menjelaskan soal reaksi pasutri yang bermacam-macam.
Ada yang uring-uringan, depresi, bahkan terancam berpisah dengan pasangan. Khusus bagi perempuan, biasanya ia lebih emosional menghadapi hal begini dan merasakan kesedihan berkepanjangan. Jeleknya lagi, kata Rima, bila sudah menindaklanjuti dengan memeriksakan kesuburan ke dokter, lalu hasilnya buruk, tidak sedikit perempuan yang mengusulkan atau mendorong suaminya untuk menikah lagi demi mendapat keturunan. “Pasutri sebaiknya berkomitmen, tidak menyerahkan soal penting ini kepada satu pihak saja,” kata psikolog berkerudung itu.
Psikolog dari Ahmada Consulting ini pun mengatakan, dalam menghadapi situasi yang memang tidak mudah ini, pasangan harus memiliki komitmen dan kesepakatan bersama. “Jangan kemudian saling menyalahkan dan mengganggu pernikahan.”
HADRIANI P
Berita Terpopuler:
Diperiksa Hari Ini, Menteri Suswono Terancam
Siapa Jorge Bergoglio, Sri Paus yang Baru?
Dana Safari PKS, Mendagri: Tanggung Jawab Gubernur
Jadwal Sidang Raffi Ahmad dan Rasyid Bentrok Lagi
Jorge Mario Bergoglio Terpilih sebagai Paus Baru