TEMPO.CO, Makassar - Pakar spritual, juga pembicara Buddhis Nasional, YM Bhikku Uttamo Mahathera, menyoroti pandangan masyarakat terhadap tiga hal, yakni cinta, kesuksesan, dan kebahagiaan. Menurutnya, masyarakat sering memisahkan tiga hal tersebut. Padahal, sebenarnya ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
"Cinta adalah sebuah passion. Ada keinginan untuk membahagiakan orang yang kita cintai. Kalau keinginan itu terus-menerus dilakukan, kesuksesan dapat diraih. Kesuksesan adalah ketika seseorang berani bangkit saat mengalami kegagalan, dengan satu alasan: membahagiakan orang yang dicintainya," ujar YM Bhikku Uttamo Mahathera dalam dalam seminar yang dilaksanakan oleh Keluarga Buddhis Brahmavihara (KBBV) Makassar, beberapa waktu lalu, di Menara Bosowa Makassar.
Menurutnya, membahagiakan orang yang dicintai tidak selalu berhasil pada langkah yang pertama. Namun perlu ada usaha yang terus dilakukan. "Dia ini senangnya di mana, bahagianya apa. Ketika semua usaha yang dilakukan tidak pernah putus, di sinilah dia mendapat kesuksesan. Kalau sudah berhasil memberikan kebahagiaan kepada orang yang dicintai, kemudian renungkanlah dan ini akan menjadi nilai positif yang sudah Anda miliki dan dikembangkan di masa depan," kata Bhikku Uttamo Mahathera.
Bhikku Uttamo menjelaskan kebahagiaan didapat seseorang ketika mampu menerima apa pun sebagaimana adanya. Menurutnya, selama ini manusia jarang sekali mau menerima apa yang didapatnya. "Seperti bayi ketika diberi jari, dia akan mengenggamnya, jika ditarik tentu bayi akan menangis. Seperti mengambarkan watak manusia, justru dengan ketamakan seperti ini akan menimbulkan kesulitan dalam hidup."
Dia menambahkan, nilai positif yang didapatkan terus diperbaiki dan ditingkatkan di masa depan, kalau negatif dijadikan pelajaran untuk diperbaiki, dihindari di masa depan. Inilah yang disebut cinta, keuksesan, dan kebahagiaan. "Punya cinta saja tidak salah, mengejar kesuksesan belum lengkap jika tidak kebahagiaan. Orang perlu menyadari kesemuanya dan bahwa ini berkaitan erat. Ditambah dengan fokus untuk membahagiakan orang dicintai diperlukan perjuangan dan serta fokus mencapai semuanya," katanya.
Hal senada juga diungkapkan komunikator nomor 1 Indonesia, Dr Ponijan Liaw. Ia mengatakan, jika ingin menggapai ketiganya, yang menjadi kunci adalah cinta. Ponijan mengatakan cinta itu modal dari segalanya. Tidak ada orang yang bahagia dan sukses tanpa cinta. Cinta yang dimaksud sifatnya universal. Bisa cinta keluarga atau cinta yang lain. "Dengan catatan cinta ini bukan karena kepentingan," ujarnya.
Ponijan lalu memberi contoh hubungan cinta antara orang tua dan anaknya. Orang tua sering kali berharap pamrih akan memaksakan kehendak dalam menentukan masa depan anaknya. Misalnya dalam hal jurusan kuliah, padahal anak ini tidak akan mencintai apa yang bukan pilihannya. "Alangkah baiknya cinta yang diberikan itu dengan ikhlas dan tanpa pamrih, karena nantinya akan berdampak pada kesuksesan dan kebahagian." katanya.
IIN NURFAHRAENI DEWI PUTRI
Berita terpopuler
Ini Orang-orang Kepercayaan Djoko Susilo
Kisah Jenderal Djoko dan Kebun Binatang
Data Kartu Kredit Ini Dicuri untuk Belanja di AS
Ada Mayat Terikat dengan Mulut Dilakban di Bandara
Soal Malvinas, Argentina Minta Intervensi Paus
Cabut Bulu 'Brazilian Wax' Berisiko Infeksi Virus
Mobil Bertenaga Kopi Pecahkan Rekor Dunia