TEMPO.CO, Surabaya - Sebanyak tiga perusahaan pelayaran swasta nasional membidik arus perdagangan dari dan ke Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Lewat Pelabuhan Maumere, pengusaha pelayaran melihat pertumbuhan arus peti kemas komoditas hasil bumi berjalan positif. General Manager PT Pelindo III Cabang Maumere, Johana Pairikas, mengatakan, tiga perusahaan pelayaran berkomitmen mendukung pengadaan fasilitas bongkar-muat peti kemas di Pelabuhan Maumere. Langkah ini merupakan tindak lanjut dari semakin pesatnya arus perdagangan dan peti kemas melalui Pelabuhan Maumere.
Perusahaan tersebut, yakni PT Meratus Line, PT Taruna Kusan Explosive, dan PT Timur Asri Laut. "Hasil bumi seperti kopra, mente, kopi, cokelat, menjadi andalan Maumere dan Flores. Ini menjadi nilai tawar," kata Johana seusai meneken nota kesepahaman (MoU) dengan tiga perusahaan tersebut di kantor pusat Pelindo III Surabaya, Rabu, 27 Maret 2013.
Dia menjelaskan, arus bongkar-muat di Pelabuhan Maumere menunjukkan peningkatan positif setiap tahun. Pada 2010, arus peti kemas terealisasi sebesar 5.768 Teus, naik menjadi 10.178 Teus pada 2011. Kemudian pada 2012, arus peti kemas lewat Maumere kembali melonjak hingga 15.789 Teus. Kendati menunjukkan kinerja positif, Johana mengakui masih ada empat kendala yang dihadapi Pelindo III Cabang Maumere.
Kendala itu mencakup jam kerja tenaga kerja bongkar-muat (TKBM) yang hanya 10 jam, upah buruh TKBM masih mahal sebesar Rp 300 ribu per peti kemas, dermaga yang tersedia digunakan bergantian dengan kapal jenis lain, dan kurangnya daya dukung industri di wilayah Maumere. "Sekarang masih pakai alat bongkar-muat jenis ship crane, sehingga arus peti kemas belum maksimal dan butuh investasi crane darat," ucapnya.
Johana menegaskan, PT Meratus Line akan menyiapkan satu unit trailer ukuran 20 feet, empat unit head truck, delapan unit chasis ukuran 20 feet, satu unit chasis ukuran 40 feet, satu unit forklif kapasitas 3 ton, dan satu unit reach stacker kapasitas 45 ton. Perusahaan pelayaran PT Timur Asri Laut, ujarnya, berkomitmen untuk menyediakan enam unit trailer ukuran 20 feet, satu unit head truck, tiga unit chasis ukuran 20 feet, satu unit forklif kapasitas 25 ton, dan satu unit forklif kapasitas 15 ton. Nantinya, PT Meratus Line dan PT Timur Asri Laut akan melakukan bongkar-muat dari dan ke atas kapal dengan menggunakan crane kapal. "Kapal mereka sudah dilengkapi fasilitas itu," kata Johana.
Khusus PT Taruna Kusan Explosive, wajib menyertakan dua unit mobile crane masing-masing berkapasitas 80 ton dan 50 ton dalam komitmennya. Sebab, kapal-kapal kargo milik PT Taruna Kusan belum dilengkapi fasilitas crane kapal. Selain itu, katanya, PT Taruna Kusan Explosive akan menyediakan empat unit trailer ukuran 20 feet dan satu unit forklif kapasitas 3 ton. Disinggung kinerja usaha Pelabuhan Maumere, Johana mengaku masih merugi akibat biaya usaha masih cukup tinggi. "Pendapatan usaha Pelabuhan Maumere pada 2012 sekitar Rp 6,3 miliar, kami masih rugi."
Marine Operation Manager PT Meratus Line, Rindra Bagus Indrianto, menyatakan, kerja sama ini dilakukan mengingat pengiriman peti kemas ke Maumere semakin diminati pemilik barang. Maumere merupakan pasar peti kemas yang memiliki prospek bagus untuk berkembang, khususnya untuk pengiriman hasil bumi dan perdagangan lainnya. Ia melihat, Pelabuhan Maumere juga semakin tertata dengan perbaikan infrastruktur jalan sebagai pendukung perekonomian setempat. "Ini bentuk dukungan kami dalam memperlancar proses kegiatan pelayanan peti kemas di Pelabuhan Maumere," katanya.
DIANANTA P. SUMEDI
Topik Terhangat: Kudeta || Serangan Penjara Sleman || Harta Djoko Susilo || Nasib Anas
Berita Lainnya:
Firasat Buruk Pemindahan Tahanan Lapas Sleman
Penyerangan LP Sleman Terencana, Ini Indikasinya
BIN: Senjata Penyerang LP Sleman Bukan Standar TNI
Siapa Tak Trauma Lihat Serangan Penjara Sleman