TEMPO.CO, Jakarta -- Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro mengatakan vaksin flu burung yang menyerang itik sudah ditemukan baru-baru ini. Namun, vaksin belum bisa diedarkan kepada para peternak karena masih menunggu satu tahap lagi.
Syukur menambahkan pengedaran vaksin masih menunggu keputusan dari Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BPPMSOH). "Vaksin sudah siap. Belum diedarkan karena menunggu judgement hasil shedding tes,” katanya kepada Tempo, Senin, 1 April 2013.
Pada 30 Desember lalu, para ahli di Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BPPMSOH) telah berhasil menemukan biang vaksin dari isolat lokal untuk menangkal virus flu burung clade 2.3.2 pada itik. Kementerian Pertanian juga telah menunjuk empat perusahaan swasta dan satu milik pemerintah untuk memproduksi vaksin virus Avian influenza (AI) atau flu burung clade 2.3.2. Keempat perusahaan itu adalah PT Sagi Capri, PT Vaksindo Satwa Nusantara, PT Sanbio Laboratories, dan PT Medion, ditambah satu Pusat Veterinaria Farma (Pusvetma).
Syukur melanjutkan, sementara menunggu tahap terakhir dalam pengujian vaksin tersebut, pemerintah telah mengedarkan vaksin jenis lama untuk mencegah penularan virus lebih luas. Menurut dia, vaksin yang lama hasilnya cukup efektif. “Kasus mulai menurun signifikan. Walaupun di beberapa tempat secara sporadis masih muncul beberapa kasus," ujarnya.
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, jumlah kasus AI sebanyak 91 kasus di 91 desa pada 58 Kabupaten/Kota di 16 Provinsi. Di antaranya terjadi di Jawa Timur (14 kasus), Lampung (13 kasus), Bali (11 kasus), dan Sumatera Barat (9 kasus).
Kasus AI ini menyebabkan kematian unggas sebanyak 26.769 ekor, yang terdiri atas 4.351 ekor ayam kampung, 7.406 ekor itik, dan 3.200 ekor ayam pedaging. Wabah ini juga menyebabkan kematian 8.000 ekor puyuh dan 3.812 ekor ayam petelur.
Sedangkan kematian akibat virus flu burung clade 2.3.2 pada itik, berdasarkan rekapitulasi sejak Oktober 2012 hingga 28 Februari 2013, mencapai 311.844 ekor. Kematian itik terjadi pada 99 kabupaten/kota di 14 provinsi. Kematian itik terbanyak di Jawa Tengah 149.091 ekor, Jawa Timur 74.111 ekor, Jawa Barat 29.113 ekor, Sulawesi Selatan 15.366 ekor, dan Yogyakarta 9.197 ekor.
ROSALINA
Topik Terhangat:
EDISI KHUSUS Guru Spiritual Selebritas || Serangan Penjara Sleman || Harta Djoko Susilo|| Nasib Anas
Baca juga:
Tarif Listrik Naik per Hari Ini
Harga Bawang dan Publik yang Patah Arang
Rupiah Tersandera Defisit Perdagangan
Genjot Produksi, Hoa Sen Tambah Investasi