TEMPO.CO, Surabaya - Anggrek tanah Gunung Semeru di sepanjang jalur pendakian bermekaran dalam tiga bulan terakhir ini. Masa pemulihan ekosistem dengan menutup jalur pendakian dinilai membuat ekosistem gunung api tertinggi di Pulau Jawa ini benar-benar di dalam proses pemulihan.
"Bunga anggrek di Gunung Semeru mulai bermekaran," kata Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) di Kabupaten Lumajang, Sucipto, Kamis, 4 April 2013. Sucipto mengatakan, pihaknya belum bisa mengidentifikasi jenis anggrek tersebut. "Anggrek tanah. Warnanya beragam, ada yang kuning dan ungu," ujar Sucipto. Anggrek tersebut banyak tersebar di sekitar Ranu Kumbolo hingga Kalimati.
Terkait dengan keberadaan satwa liar di kawasan Gunung Semeru selama masa pemulihan, kata Sucipto, ia tidak terlalu mendeteksi keberadaan satwa tersebut. "Pasti ada. Tapi kami tidak mengidentifikasi jejak satwa di kawasan Gunung Semeru. Seperti diberitakan sebelumnya, Gunung Semeru ditutup untuk pendakian sejak 8 Januari 2013 hingga 25 Maret 2013. Sedianya pendakian dibuka 25 Maret 2013 lalu. Namun, berdasarkan survei Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, jalur belum bisa dilewati.
"Karena itu, penutupan pendakian diperpanjang hingga 25 April 2013 mendatang," kata Sucipto. Dalam survei akhir Maret lalu, petugas TN BTS menemukan ratusan pohon tumbang diterjang angin puting beliung. Ratusan pohon yang tumbang ini berada di jalur pendakian Ranupane hingga Ranu Kumbolo. Selain pohon tumbang, petugas TN BTS juga menemukan ada tanah longsor pada jalur pendakian Kalimati hingga Arcapada. Badai pasir juga terjadi selama penutupan jalur pendakian.
DAVID PRIYASIDHARTA
Topik Terhangat:
EDISI KHUSUS Guru Spiritual Selebritas || Serangan Penjara Sleman|| Harta Djoko Susilo|| Nasib Anas
Baca juga:
Pembocor Sprindik Anas Sekretaris Ketua KPK
Wawancara Abraham Samad, Janji Lebih Galak
Anis Matta: Cita-cita PKS Sama dengan Walisongo