TEMPO.CO, Jakarta -- Perseteruan yang terjadi di negara asal memicu bentrok warga Myanmar Budha dan muslim di dalam Rumah Detensi Imigran Belawan, Sumatera Utara. Akibat bentrok ini, delapan warga Myanmar tewas dan 15 orang lainnya luka-luka.
Menurut Kepala Resor KP3 Belawan Ajun Komisaris Besar Endro Kiswanto, di tempat itu terdapat 100 pengungsi Rohingya, yang sebagian besar tertangkap di lepas pantai Indonesia dan 11 nelayan ilegal asal Burma.
Menurut Endro, para saksi mata bentrokan tersebut melaporkan kepada polisi mengenai bagaimana insiden bermula. Perseteruan tersebut dimulai ketika seorang muslim Rohingya mengkonfrontasi seorang nelayan Budha asal Burma mengenai kekerasan di negaranya. Mereka pun mulai saling menghina satu sama lain. Saling mengejek makin memanas hingga orang-orang tersebut mulai bertengkar menggunakan senjata tajam seperti pisau dan batu.
Dalam insiden tersebut, delapan orang Budha Myanmar tewas dan 15 orang Rohingya terluka. Tiga orang Budha Myanmar lainnya mengalami luka-luka. Seluruh korban dibawa ke rumah sakit di Medan, sekitar 23 km selatan Belawan.
"Kami masih menyelidiki insiden ini, termasuk darimana mereka mendapat pisau," katanya. "Kami akan mempercepat pemulangan mereka."
Kekerasan antar-etnis memang tengah memanas di Burma. Pada 2012, ratusan orang tewas dan lebih dari 100 ribu orang kehilangan rumah di bagian barat Myanmar akibat perseteruan etnis Rakhine Myanmar dengan muslim Rohingya.
THE GUARDIAN | NIEKE INDRIETTA
Topik Terhangat Tempo
Penguasa Demokrat || Agus Martowardojo || Serangan Penjara Sleman || Harta Djoko Susilo || Nasib Anas
Baca di Tempo
Setelah 50 Tahun, Myanmar Miliki Koran Independen
Konflik Sektarian, HRW Desak Myamar Periksa Polisi
Tentara Myanmar Mulai Masuki Area Konflik
Myanmar Tetapkan Kondisi Darurat di Meiktila