TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan memperkirakan pengoperasian mass rapid transit (MRT) tahap pertama akan mundur satu tahun menjadi 2017. "Belum ada tanda-tanda pengerjaan fisik," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Tundjung Inderawan, seusai konferensi pers, Senin, 8 April 2013.
Ia mengatakan, pemenang tender pada September 2012 pun masih belum diumumkan. Menurut Tunjung, mundurnya target pengoperasian itu disebabkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang belum mengumumkan pemenang tender MRT itu. “Kementerian Perhubungan, tidak mempunyai kapasitas dalam pembangunan MRT,” katanya.
Tundjung menjelaskan, pembangunan MRT ada di tangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sepenuhnya. Pembangunan MRT sepanjang 108,7 kilometer akan terbagi dalam dua koridor. Pertama, koridor selatan-utara sepanjang 23,8 kilometer. Kedua, koridor barat-timur sepanjang 87 kilometer.
Tundjung menuturkan, ada dua tahap pembangunan koridor selatan-utara. Pada tahap pertama, pembangunan dilakukan untuk jalur sepanjang 15,7 kilometer yang menghubungkan Lebak Bulus dengan Bundaran HI dengan 13 stasiun. Tujuh stasiun akan dibangun dengan konstruksi melayang. Sedangkan enam stasiun lainnya dibangun di bawah tanah.
Untuk tahap kedua, jalur sepanjang 8,1 kilometer akan dibangun untuk menghubungkan Bundaran HI dan Kampung Bandan. Jalur ini dibangun sebelum MRT tahap pertama beroperasi. "Target pengoperasian paling lambat tahun 2020," ujar Tundjung.
Sementara itu, koridor barat-timur akan menyambungkan Balaraja-Cikarang. Koridor ini ditargetkan mulai beroperasi pada 2027. "Sekarang dalam tahap pre feasibility study," katanya.
MARIA YUNIAR
Topik Terhangat Tempo:
Penguasa Demokrat || Agus Martowardojo || Serangan Penjara Sleman || Harta Djoko Susilo || Nasib Anas
Baca juga:
3 Fakta Kapolda DIY Kontak Pangdam Sebelum Insiden
Polisi Endus Penyerang Cebongan dari Ponsel?
SBY Keseleo Lidah, Mencoreng Jadi Menggoreng