Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Prasasti Ini Cikal Bakal Lahirnya Bahasa Indonesia

image-gnews
Seorang usai mengecat tembok di Museum Prasasti, Jakarta, Senin (8/10). Museum Prasasti merupakan peninggalan masa kolonial Belanda yang berisi prasasti nisan kuno serta miniatur makam khas di Indonesia. TEMPO/Yosep Arkian
Seorang usai mengecat tembok di Museum Prasasti, Jakarta, Senin (8/10). Museum Prasasti merupakan peninggalan masa kolonial Belanda yang berisi prasasti nisan kuno serta miniatur makam khas di Indonesia. TEMPO/Yosep Arkian
Iklan

TEMPO.CO , Temanggung-Prasasti Gondosuli, begitulah namanya. Meski tidak banyak orang berkunjung ke prasasti ini, namun prasasti ini punya kekhasan khusus. Menurut para ahli, prasasti ini dianggap salah satu tonggak perkembangan Bahasa Indonesia.

Prasasti ini terletak di Dusun Gondosali, Desa gondosali, Kecamatan Bulu, Temanggung. Prasasti ini merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno. Menurut Juru Kunci Prasasti, Arif Pujianto, prasasti ini ditemukan di sekitar Candi Gondosuli yang saat ini hanya tinggal reruntuhan.

Arif mengatakan, prasasti ini dikeluarkan oleh Dang Karayan Pu Palar, pangeran kerajaan yang juga adik ipar Raja Mataram, Rakai Garung.Prasasti ini berukuran 50 cmx117 cm dari bahan batu andest dan ditulis dengan aksara Jawa Kuno berangka tahun 792 masehi.

Tulisan dalam prasasti Gondosuli sangat sulit dibaca secara kasat mata. Namun prasasti ini tertulis 14 baris. Isi prasasti menyebutkan kekuasaan tokoh Dang Karayan Pu Palar. Selain itu, juga menggambarkan luasnya penyebaran bahasa Melayu pada masa kekuasaan Kerajaan Sriwijaya.

Menurut Arif Pujianto prasasti ini pernah diteliti oleh peneliti dari Amerika. "Peneliti melakukan penelitian pada bahasa yang ditulis dalam prasasti ini. Bahasa dalam prasasti ini ternyata menggunakan bahasa Melayu Kuno,"paparnya.

Ia melanjutkan bahasa Melayu Kuno merupakan bahasa penghubung (lingua franca) bagi perdagangan internasional, khususnya di kawasan pesisir. Bahasa ini menurut strukturnya termasuk rumpun bahasa-bahasa Nusantara barat yakni bahasa Malagasi, Formosa di kepulauan Filipina, Jawa, Bali dan Sumatra.

"Dari hasil penelitian, prasasti ini dianggap sebagai salah satu tonggak perkembangan Bahasa Indonesia. Bahasa Melayu di dalamnya menjadi bahasa penghubung," katanya.

Meski memiliki cerita sejarah tinggi, namun prasasti ini kurang diminati. "Tidak banyak yang berkunjung, sering sepi. Padahal tidak ada ongkos masuknya," katanya.

Berdasarkan pantaun Tempo, keadaan sekelilingnya pun juga terlihat tidak terawat. Puing-puing candi Gondosuli tampak berserakan dan tidak beraturan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Arif menambahkan puing-puing candi pun banyak yang dicuri warga untuk membangun rumah. Namun, hingga saat ini pihaknya tidak bisa menemukan pelakunya. "Kami tidak bisa menuduh. Di sini banyak warga yang belum memahami benda cagar budaya," katanya.

Ia berharap pemerintah makin mempedulikan benda cagar budaya ini. Sebab, ia khawatir benda cagar budaya ini dapat dicuri lagi serta tidak banyak dilirik orang.

Kepala Balai Arkeologi Yogyakarta, Siswanto menambahkan prasasti Gondosuli merupaklan peninggalan penting untuk belajar bahasa Melayu Kuno. Prasasti ini cukup penting peranannya untuk menguak sejarak Mataram Kuno di daerah Temanggung dan sekitarnya.

"Di kompleks prasasti ini masih dimungkinkan untuk ditemukan benda-benda cagar budaya yang terpendam," ujar Siswanto.

Soal beberapa benda cagar budaya di lokasi prasasti yang dicuri, Siswanto pun pernah mendapatkan laporan. Hingga saat ini,pihaknya kesulitan untuk menemukan pelakunya.

"Kami berharap masyarakat makin peduli terhadap benda cagar budaya. Memang sekarang ini,kepedulian mereka masih minim," ucapnya.

OLIVIA LEWI PRAMESTI



Topik Terhangat:
Sprindik KPK
| Partai Demokrat | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo | Nasib Anas

Baca juga:
Pejabat DKI Mundur, Meninggalkan Jokowi

Cara Pargono Memeras Asep Hendro

DPRD Jakarta Tuding Jokowi Sebabkan Pejabat Mundur

Pilihan 2014 Cuma Mega, Prabowo, dan Ical

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Situs Liyangan, Sisa Permukiman Kuno yang Hilang di Lereng Gunung Sindoro

19 Juni 2023

Patirtan atau tempat membasuh kaki dan tangan di Situs Liyangan. Tempo/Arimbihp
Situs Liyangan, Sisa Permukiman Kuno yang Hilang di Lereng Gunung Sindoro

Situs Liyangan adalah bukti nyata bahwa ada sebuah peradaban yang hilang akibat bencana meletusnya Gunung Sindoro di masa lampau.


Misteri Gunung Padang, Situs yang Disebut "Piramida" Tertua di Dunia

10 Maret 2023

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Misteri Gunung Padang, Situs yang Disebut "Piramida" Tertua di Dunia

Gunung Padang merupakan salah satu cagar budaya Indonesia yang memiliki daya tarik tersendiri. Banyak orang menyebut Gunung Padang sebagai "Piramida" tertua di Dunia


Ini yang Membuat Sangi Run Night Trail 2021 Berbeda dengan Lomba Lari Lainnya

29 Oktober 2021

Sejumlah pelajar melihat ruang pamer manusia purba dalam pameran Sosialisasi dan Publikasi Museum Manusia Purba Sangiran di pusat perbelanjaan Mall Grand City, Surabaya, Kamis (11/6). TEMPO/Fully Syafi
Ini yang Membuat Sangi Run Night Trail 2021 Berbeda dengan Lomba Lari Lainnya

Sangi Run Night Trail 2021 digelar untuk memperingati 25 tahun situs purbakala Sangiran menjadi situs warisan dunia UNESCO.


Wisata Edukasi ke 5 Situs Purbakala Indonesia, Ada Peninggalan Zaman Neolitikum

19 September 2021

Menhir situs megalitik Gunung Padang yang sudah terlilit akar di Desa Karyamukti, Cianjur, Jawa Barat, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Wisata Edukasi ke 5 Situs Purbakala Indonesia, Ada Peninggalan Zaman Neolitikum

Bagi yang ingin wisata edukasi untuk menambah wawasan dan pengetahuan, berbagai situs purbakala di Indonesia ini bisa menjadi pilihan yang tepat.


Perjalanan Konten Pornografi, dari Lukisan Purba Hingga di Media Sosial

27 Agustus 2021

Ilustrasi pornografi.[Sky News]
Perjalanan Konten Pornografi, dari Lukisan Purba Hingga di Media Sosial

Konten pornografi pertama kali dibuat pada 30 ribu tahun


Situs Watu Gong Wonosobo, Misteri Pasir Pantai sampai ke Dataran Tinggi

25 Juli 2021

Situs Watu Gong. Shutterstock
Situs Watu Gong Wonosobo, Misteri Pasir Pantai sampai ke Dataran Tinggi

Keberadaan Situs Watu Gong yang ada di Desa TumenggunganKabupaten Wonosobo masih menyimpan banyak misteri.


9 Situs Penting di Iran Ini Terancam Serangan Trump

6 Januari 2020

Arg-e Bam, situs warisan dunia di Iran. (ifpnews.com)
9 Situs Penting di Iran Ini Terancam Serangan Trump

Presiden AS Donald Trump mengancam akan menyerang situs penting Iran jika negara itu melakukan pembalasan atas kematian Qassem Soleimani.


Kayu Purba Berumur 19 Juta Tahun Ditemukan di Dasar Teluk

24 Oktober 2019

Fosil kayu berumur 19 juta tahun yang ditemukan di dasar laut Teluk Benggala (ukuran dalam cm). (pnas.org)
Kayu Purba Berumur 19 Juta Tahun Ditemukan di Dasar Teluk

Sisa-sisa kayu dari hutan purba telah ditemukan jauh di bawah laut, ribuan kilometer dari tempat asalnya yang bergunung-gunung.


27 Situs Purbakala Suku Maya Kuno Ditemukan Melalui Peta Online

22 Oktober 2019

Artefak pembakar, yang biasa digunakan ritual pada masa pra-Hispanik berada dalam gua Balamku, yang terletak di situs arkeologi Chichen Itza di semenanjung Yucatan, Meksiko 4 Maret 2019. Gua tersebut ditemukan 50 tahun lalu oleh sekelompok petani Maya. INAH - National Institute of Anthropology and History/Karla Ortega/Handout via REUTERS
27 Situs Purbakala Suku Maya Kuno Ditemukan Melalui Peta Online

Profesor arkeologi Universitas Arizona ini membuat terobosan tak lama setelah ia melakukan penelitian di situs purbakala Ceibal, Guatemala.


Candi di Jalan Tol Malang, Arkeolog: Proyek Jalan, Situs Lestari

22 Maret 2019

Arkeolog dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur melakukan penggalian di situs purbakala Sekaran yang ditemukan di proyek jalan tol Malang-Pandaan di kilometer 37, Pakis, Malang, Jawa Timur, Selasa, 19 Maret 2019. Hingga hari ke-8 penggalian, arkeolog menemukan pecahan keramik dan gerabah yang diduga berasal dari masa Pra-Majapahit di abad 10 Masehi. ANTARA
Candi di Jalan Tol Malang, Arkeolog: Proyek Jalan, Situs Lestari

Arkeolog berharap pembangunan jalan tol Malang-Pandaan tetap bisa jalan dan situs candi tetap lestari.