TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Humas Markas Besar Kepolisian, Inspektur Jenderal Suhardi Alius, mengatakan Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah akan menginvestigasi penyebab kaburnya tahanan teroris Basri alias Ayas alias Bagong di Kabupaten Poso. Polisi melihat ada keanehan dengan peristiwa tersebut.
"Kami belum tahu masalah itu secara pasti, tetapi Kapolda akan menginvestigasi kejadian tersebut," kata Suhardi, Rabu, 24 April 2013.
Jumat pekan lalu, 19 April, Basri kabur dari pengawalan petugas lembaga pemasyarakatan saat menjenguk istrinya di Poso. Basri adalah terpidana 19 tahun penjara terkait dengan sejumlah aksi kekerasan di Poso pada 2005. Basri divonis bersalah tahun 2007. Dia ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II Ampana, Kabupaten Tojouna-una.
Pada 17 April lalu, Basri meminta izin ke kampungnya di Poso untuk menjenguk istrinya, sekitar empat jam perjalanan darat dari Tojouna-una. Namun, seusai salat Jumat, dia kabur.
Kemarin, Suhardi mengatakan Kepolisian terlambat mendapat pemberitahuan dari pihak lembaga pemasyarakatan atas kaburnya Basri tersebut. Peristiwa itu baru diketahui Selasa siang kemarin, empat hari sejak Basri kabur. "Saya juga heran kenapa baru disampaikan (Selasa) siang, padahal kaburnya beberapa hari lalu," kata Suhardi.
Suhardi mengatakan pihak LP memberi izin kepada Basri tanpa meminta pengawalan kepada polisi. Padahal, kata dia, seharusnya LP meminta bantuan pengawalan karena Basri merupakan tahanan khusus.
"Saya sudah meminta ke Polda agar ini diusut. Kenapa bisa sampai kabur? Kenapa diberi izin menjenguk istri? Kan bisa istrinya yang datang. Tapi, kami juga belum tahu apa istrinya sakit atau tidak," kata Suhardi.
Kepala LP Ampana, Abdul Wahid, mengatakan LP menerima permohonan izin dari pihak keluarga bahwa istri Basri sedang sakit parah. Permohonan tersebut, kata dia, direspons dengan memberikan izin setelah berkoordinasi dengan Detasemen Khusus 88 Antiteros Polri.
RUSMAN PARAQBUEQ
Topik terhangat:
Caleg | Ujian Nasional | Bom Boston | Lion Air Jatuh | Preman Yogya
Berita lainnya:
Dahlan Tertarik Bikin Ladang Ganja
VIDEO Unik FBI Buka Pintu Pagar Kasus Bom Boston
Diduga Mark Up, Menteri Nuh: Ketemu Hatta, Beres
Jokowi: MRT seperti Mencabut Kumis Harimau
Bayern Hancurkan Barcelona 4-0