TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Boediono mengatakan banyak pelaku industri kreatif kesulitan mendapatkan pinjaman modal dari perbankan. Padahal peminat industri kreatif terutama di sektor kerajinan sangat banyak.
“Kerajinan merupakan salah satu dari 14 lini industry kreatif yang sangat potensial,” kata Boedino dalam sambutannya saat membuka INACRAFT 2013 di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, Rabu, 24 April 2013. Menurut catatan Kementriaan Perdagangan jumlah ekspor kerajinan pada 2012 mencapai USS 660 Juta.
Menteri Perindustrian M.S Hidayat juga sepakat akses perbankan masih menjadi kendala bagi pelaku industri kreatif. “Karena dinilai belum memenuhi persyaratan dari bank,” ujarnya.
Hidayat mengatakan sudah melaporkan pada Presiden untuk berbicara pada Bank Indonesia. “industri kreatif harus diberikan special treatment,” Hidayat menambahkan.
Menurut Hidayat, industri kreatif tidak bisa diperlakukan sama dengan industri besar lainnya karena kekuatan terbesarnya dari kreatifitas, bukan modal. “Contoh saja Inggris dan Korea Selatan, industri kreatifnya maju karena mendapat dukungan besar dari pemerintah,” katanya.
Selain modal, hak cipta para pelaku industri kreatif juga kurang mendapat perlindungan. Apalagi ada karakter pelaku industri kreatif di Indonesia saat karyanya ditiru malah merasa bangga. “Harusnya mereka komplain karena itu hak mereka,” ujar dia. Saat ini, industri kreatif menyumbang lebih dari 7% produk domestik bruto.
TIKA PRIMANDARI
Topik Terhangat:
Caleg | Ujian Nasional | Bom Boston | Lion Air Jatuh | Preman Yogya
Berita Terpopuler:
Lewat Twitter, SBY Umumkan Kenaikan BBM
Begini Cara Jenderal Djoko Cuci Uang
Rumah Susno Duadji di Bandung Dikepung
Bayern Hancurkan Barcelona 4-0
Uneg-uneg Perdana @SBYudhoyono