TEMPO.CO, New York--Kita bisa dengan aman menambahkan kacang dalam menu makanan kita atau mengganti makanan lain dengan lemak tak jenuh tinggi, camilan kaya serat, tanpa mengalami kenaikan berat badan, demikian sebuah kajian atas beberapa penelitian sebelumnya mengungkapkan.
Para ilmuwan mengkombinasikan data dari 31 percobaan yang dilakukan di seluruh dunia dan menemukan bahwa rata-rata hanya ada sedikit perubahan berat badan atau lingkar pinggang antara mereka yang mengkonsumsi makan biasa atau menambahkan suplemen kacang.
"Kebanyakan hasil penelitian mengenai kacang yang dijadikan makanan suplemen, tidak menyebabkan kenaikan berat tubuh seseorang, sesuatu yang berkebalikan dari yang diperkirakan orang," ujar Dr. David Bleich, head of Endocrinology, Diabetes and Metabolism di University of Medicine and Dentistry of New Jersey di Newark, seperti dikutip situs Reuters edisi 26 April 2013.
Sementara Gemma Flores-Mateo dari Institut Universitari d'Investigacio en Atencio Primaria Jordi Gol di Tarragona, Spanyol dan rekan-rekannya mengatakan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa makanan yang mengandung kacang menurunkan risiko kematian, diabetes dan tekanan darah tinggi.
Bleich, yang tidak terlibat dalam penelitian terbaru ini, mengatakan bahwa hasil penelitiannya sendiri menunjukkan pengukuran resistansi insulin, pendeteksi diabetes, menurun ketika orang menambahkan kacang-kacangan dalam menu makanan mereka.
"Perkiraan secara umum mengungkapkan bahwa jika Anda menambahkan kandungan lemak dalam makanan, Anda kemungkinan akan memperburuk resistensi insulin," ujar Bleich seraya menambahkan, "Hal ini menunjukkan bahwa jenis lemak yang dikonsumsilah yang mempengaruhinya."
Kacang-kacangan juga kemungkinan menekan rasa lapar karena lemak tak jenuhnya, serat dan protein yang terkandung di dalamnya, ungkap para peneliti.
Dalam penelitian yang mereka amati, partisipan secara acak dinilai berdasarkan makanan normal atau memasukkan tambahan kacang, atau lebih sering, kacang disubstitusikan dengan jenis makanan lain dan diamati selama dua pekan hingga lima tahun.
Pada akhir masa pengamatan, orang yang mengkonsumsi kacang-kacangan mengalami penurunan berat badan 1,4 pon dan mengalami penurunan sekitar setengah inci dari lingkar pinggang mereka dibandingkan dengan mereka yang tidak makan kacang-kacangan. Namun, perbedaan tersebut kemungkinan juga terjadi karena kebetulan.
"Meskipun efeknya tidak begitu besar tetapi hal ini menghalau kekhawatiran untuk mengkonsumsi kacang-kacangan yang diduga menyebabkan obesitas," kata tim Flores-Mateo seperti dikutip American Journal of Clinical Nutrition edisi 17 April 2013. "Temuan kami mendukung penambahan kacang-kacangan dalam menu makanan menyehatkan demi mencegah kardiovaskuler," lanjutnya.
Namun demikian, hal ini tidak dengan sederhana bisa diterjemahkan sebagai "menambahkan menu kacang-kacangan pada makanan berkualitas buruk yang Anda konsumsi," kata Bleich. Ia mengatakan bahwa perlindungan jantung bisa dilakukan dengan melihat pola makan secara menyeluruh, menambahkan buah-buahan, saturan dan minyak zaitun, misalnya, kemudian ditambahkan menu kacang-kacangan.
REUTERS I ARBA'IYAH SATRIANI
Topik terhangat:
Susno Duadji | Ustad Jefry | Caleg | Ujian Nasional
Baca juga:
Edsus Sosialita Jakarta
Tetap Cantik Saat Hamil, Ini Tipnya
Konsumsi Soft Drink Manis Naikkan Risiko Diabetes
Ini 21 Perempuan Inspiratif Indonesia
Gaya Punk Papan Atas