TEMPO.CO, Manado - Rencana Pemerintah Sulawesi Utara menjadikan Pulau Bangka sebagai salah satu daerah Pertambangan dikecam para penggiat wisata dan lingkungan hidup di sana.
Angelique Batuna, seorang pencinta alam sekaligus pemilik resor menyelam Murex mengatakan, keputusan pemerintah itu akan mengganggu ekosistem laut di daerah sekitar Bangka termasuk Taman Laut Bunaken. Bunaken selama ini menjadi tujuan wisata bawah laut yang banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun asing. Keindahan panorama di taman laut itu sudah mendunia.
"Kita sudah tahu bagaimana aktivitas tambang itu. Kalau dibiarkan beroperasi, maka yang akan dikorbankan adalah laut," kata dia. Angelique menambahkan, Potensi terumbu karang dan ekosistem laut bisa terancam. "Apalagi pulau Bangka itu tak jauh dari Bunaken yang tentunya akan ikut terancam," kata dia.
Sementara itu, Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang mengatakan diizinkannya pertambangan di sana adalah untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat di wilayahnya. Menurut dia, pertambangan baja adalah ibunya seluruh tambang di dunia, karena baja merupakan barang hasil tambang yang punya nilai paling tinggi.
"Makanya saya pikir jika ada di Sulawesi Utara, daerah ini akan menjadi lebih makmur," kata Sarundajang.
Dia juga membantah telah menerima gratifikasi terkait izin yang diberikan. "Kalau istilahnya terima gratifikasi, uangnya kita makan tak akan jadi daging," kata Sarundajang Selasa 14 Mei 2013.
Menurut Sarundajang, di Sulawesi Utara saat ini memang ada beberapa ijin tambang yang dikeluarkan termasuk dengan ijin pertambangan baja yang akan dilaksanakan di pulau Bangka Kabupaten Minahasa Utara.
ISA ANSHAR JUSUF
Topik Terhangat:
PKS Vs KPK| E-KTP |Vitalia Sesha |Ahmad Fathanah |Perbudakan Buruh