TEMPO.CO, Jakarta - Menanggapi rencana pemerintah untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) memprediksi harga barang eceran akan turut terkerek. "Dengan harga bensin naik ke Rp 6.500 dan solar Rp 5.500, saya kira harga produk ritel bakal ikut naik sekitar 10-15 persen," kata Wakil Sekertaris Jendral Aprindo, Satria Hamid Ahmadi pada Tempo, Kamis 16 Mei 2013.
Hamid menjelaskan, biaya produksi industri retail selama ini dipengaruhi oleh tiga hal yang pada akhirnya berdampak pada harga jual produk. Ketiganya adalah masalah Upah Minimum Provinsi (UMP), tarif Listrik, dan BBM.
Dengan UMP dan tarif listrik sudah lebih dulu dinaikkan, Satria mencatat harga aneka produk retail sudah naik sekitar 5 persen sejak awal tahun ini. "Jadi total, harga produk retail bisa naik sampai 20 persen dibanding tahun lalu," ujar pria yang juga juru bicara Carrefour Indonesia ini.
Dengan kenaikan tersebut, Satria khawatir daya beli masyarakat akan turut tergerus. Karenanya, Aprindo pun merevisi target pertumbuhan bisnis yang mereka buat tahun ini.
Di tahun 2012, omzet industri retail nasional tumbuh 12,5 persen hingga mencapai Rp 135 triliun. Sementara tahun ini, kata Satria, "Untuk mencapai target 7 persen saja sudah pesimis, mungkin naik 5 persen saja sudah bagus," katanya.
Tantangan bisnis retail, tak hanya kenaikan ongkos di sektor energi dan tenaga kerja. Beberapa kebijakan seperti pembatasan impor daging dan produk hortikultura juga turut berpengaruh. "Beberapa produk itu belum ada penggantinya," kata dia. Satria tak cuma bicara soal kualitas tapi juga penampilan dan kemasan. Hal ini tampaknya kurang diperhatikan produsen buah dan sayur lokal.
Agar industri retail dapat terus tumbuh, Satria meminta perhatian pemerintah. Di antaranya dengan pengurangan pajak penjualan dan mempermudah izin birokrasi.
PINGIT ARIA
Topik Terhangat:
PKS Vs KPK E-KTP Vitalia Sesha Ahmad Fathanah Perbudakan Buruh
Baca Juga:
KPK Tangkap Tangan Penyidik Pajak
BlackBerry Messenger Hadir di Android dan IOS
Digosipkan Selingkuh, Ingrid Kansil Tetap Kerja