TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti mengungkapkan lima penyakit anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang melekat di benak publik. Kelima penyakit itu: sering studi banding, tukang ricuh, tidak konsentrasi saat rapat, tukang korupsi, dan tukang bolos.
Ray mengatakan, citra tersebut membuat krisis kepercayaan publik terhadap para anggota DPR. "Sekitar 30 persen pemilih akan golput sudah di depan mata," kata Ray dalam sebuah diskusi publik di Jakarta, Sabtu, 18 Mei 2013.
Penyakit kelima yang saat ini sedang santer dibahas media, yakni tukang bolos, sangat berdampak kepada anggota DPR secara individu, bukan lembaga. Saat ini ada peningkatan kecerdasan publik. Ini yang membuat para anggota dewan kebakaran jenggot karena elektabilitasnya terpengaruh.
Menurut Ray, anggota DPR yang kerap tidak hadir dalam rapat, akan mendapat dua serangan sekaligus. Yaitu dari konstituen dan dari lawan politiknya, bahkan yang berasal dari satu partai.
Menanggapi hal ini, Sekretaris Fraksi Demokrat DPR Saan Mustopa mengungkapkan, harus ada kesadaran kolektif dari anggota DPR untuk memulihkan kepercayaan publik. "Minimal jangan absen di paripurna, karena publik sangat memperhatikan," kata dia.
Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Arif Budimanta mengatakan, konstituen berhak punya penilaian apa pun. Namun ia mengaku sudah menganalisa aspirasi yang berkembang dari masyarakat. Aspirasi ini nantinya akan ia jadikan modal untuk evaluasi kerja.
TRI ARTINING PUTRI