Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

WHO: Tembakau dan Alkohol Pembunuh Senyap

image-gnews
Sejumlah mahaiswa berkampanye dengan melakukan flash mob pada hari bebas asap tembakau sedunia di Jalan Pahlawan Semarang, Jawa Tengah, Minggu (27/5). TEMPO/Budi Purwanto
Sejumlah mahaiswa berkampanye dengan melakukan flash mob pada hari bebas asap tembakau sedunia di Jalan Pahlawan Semarang, Jawa Tengah, Minggu (27/5). TEMPO/Budi Purwanto
Iklan

TEMPO.COJenewa- Sidang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan kembali membahas pembatasan tembakau dan alkohol dalam rangka memenuhi target penurunan tingkat kematian akibat jenis penyakit "pembunuh diam-diam" alias non-communicable desease (NCD).

Direktur Pencegahan NCD di WHO, Douglas Bettcher, mengatakan pembahasan akan dimulai di pertemuan terbuka tingkat komite, Senin, 20 Mei 2013.  "Salah satu dari rencana kami adalah menaikkan pajak tembakau dan alkohol. Lalu mengalokasikan hasil pajak itu untuk kesehatan, walaupun hanya sedikit," katanya di acara briefing untuk wartawan di kantor WHO, Jenewa, Minggu, 19 Mei 2013 waktu setempat. Bettcher mengatakan mereka akan mengupayakan supaya rancangan ini masuk ke dalam resolusi WHO.

Jenis penyakit "pembunuh diam-diam" ini, menurutnya kini menjadi pembunuh nomor satu di dunia. Jenis penyakit yang masuk ke dalam kategori ini seperti: jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, kanker dan saluran pernafasan kronis. Menurut data WHO, jenis penyakit ini telah menyebabkan kematian tertinggi di antara usia produktif atau 30 - 69 tahun.

Bertolak belakang dengan asumsi umum yang menganggap penyakit ini sebagai penyakit negara maju, tingkat kematian tertinggi akibat NCD terjadi di negara berkembang. Penyebabnya diantaranya kemiskinan, keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan yang efektif dan konsumsi rokok.

"Orang paling miskin di negara berkembang adalah yang paling banyak terkena penyakit ini. NDC di negara berkembang seringkali tersembunyi, disalahpahami, dan tak tercatat," ujar Bettcher. Karena itu mereka mengagendakan pembahasan kontrol tembakau yang lebih ketat tahun ini.

Chief Science Officer World Health Federation Kathryn Taubert mengatakan sepanjang 2008, 80 persen dari total kematian akibat NCD atau sebanyak 29 juta orang berasal dari negara berpendapatan rendah atau menengah. "Dan 48 persen dari kematian di akibat NCD di negara ini termasuk dalam kategori kematian prematur atau di bawah 70 tahun jika dibandingkan dengan negara maju yang hanya 26 persen," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

WHO memperkirakan jumlah kematian ini akan meningkat menjadi 55 juta orang pada 2030 jika tak ada terobosan yang dilakukan. Di antara penyebab kematian yang tertinggi adalah penyakit jantung atau kardiovaskular. Kanker menempati urutan kedua, disusul penyakit saluran pernafasan kronis dan diabetes.

Sidang umum WHO atau World Health Assembly ke 66 akan digelar hari ini hingga 23 Mei mendatang. Sidang tersebut diantaranya akan memilih pemimpin baru, pembahasan anggaran dan isu-isu lain seperti NCD, riset antibiotik, isu tentang Palestina dan lainnya.

KARTIKA CANDRA (JENEWA)

Berita Kesehatan Lainnya:
Khitan Anak Gemuk, Cuma Sakit Sedikit 

Sunat, Cara Gampang Hindari Infeksi Saluran Kemih 

Tip Menyimpan Makanan Agar Bertahan Lama

Salah Kaprah Atasi Cedera Olahraga

Cara Mencegah Cedera Olahraga

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Tahun Baru 2024 di Gaza, Warga Palestina: Kami Ingin Hidup Seperti Manusia Lainnya

1 Januari 2024

Warga Palestina beraktivitas di sekitar tenda pengungsian di Rafah, Jalur Gaza, 30 Desember 2023. Tenda-tenda di Rafah ditinggali ratusan ribu warga Palestina yang menjadi korban serangan Israel di tengah konflik antara Israel dan Hamas. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Tahun Baru 2024 di Gaza, Warga Palestina: Kami Ingin Hidup Seperti Manusia Lainnya

Gaza memulai tahun baru 2024 dengan serangan Israel semalam yang menewaskan sedikitnya dua lusin orang


Blokir Dua Bandara Tersibuk Amerika Serikat, Puluhan Demonstran Pro-Palestina Ditangkap

28 Desember 2023

Demonstran pro-Palestina memblokir lalu lintas di jalan menuju bandara John F Kennedy (JFK), di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas, di New York City, AS, 27 Desember 2023. Reuters
Blokir Dua Bandara Tersibuk Amerika Serikat, Puluhan Demonstran Pro-Palestina Ditangkap

Pengunjuk rasa pro-Palestina memblokir lalu lintas di sekitar dua bandara Los Angeles dan Neww York, bandara tersibuk di Amerika Serikat


Jaringan Pegiat Pengendalian Tembakau Sebut Jumlah Perokok Terus Meningkat

6 Desember 2023

Anak muda melakukan aksi sehat pengendalian tembakau di Lapangan Monas pada 2017, dengan mengumpulkan ribuan puntung rokok di Jabodetabek yang menyebabkan sejuta masalah. Foto: Dok. Lentera Anak.
Jaringan Pegiat Pengendalian Tembakau Sebut Jumlah Perokok Terus Meningkat

Peraturan Pemerintah 109/2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau sangat lemah.


Perokok Meningkat, MTCN Imbau Kerjasama Kendalikan Produk Tembakau di Indonesia

29 November 2023

Halaqah Kesehatan 2023 yang diinisiasi oleh Muhammadiyah dalam mewujudkan perlindungan masyarakat dari dampak buruk zat adiktif rokok pada Selasa, 28 November 2023. TEMPO/Intan Setiawanty.
Perokok Meningkat, MTCN Imbau Kerjasama Kendalikan Produk Tembakau di Indonesia

Hasil survei Global Adult Tobacco Survey (GATS) tahun 2011 dan 2021 mengungkapkan meningkatnya jumlah perokok pasif menjadi 120 juta orang.


UNICEF: Serangan Israel di Gaza Membunuh dan Melukai Lebih dari 400 Anak Palestina Setiap Hari

25 Oktober 2023

Pekerja penyelamat membawa jenazah seorang anak yang ditemukan dari bawah reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan Israel di Khan Younis di selatan Jalur Gaza 16 Oktober 2023. REUTERS/Mohammed Salem
UNICEF: Serangan Israel di Gaza Membunuh dan Melukai Lebih dari 400 Anak Palestina Setiap Hari

UNICEF mengatakan 2.360 anak-anak tewas, dan 5.364 lainnya terluka menyusul pemboman Israel di Gaza


IISD Nilai RUU Kesehatan Tak Menguatkan Regulasi Pengendalian Tembakau

23 Mei 2023

Anak muda melakukan aksi sehat pengendalian tembakau di Lapangan Monas pada 2017, dengan mengumpulkan ribuan puntung rokok di Jabodetabek yang menyebabkan sejuta masalah. Foto: Dok. Lentera Anak.
IISD Nilai RUU Kesehatan Tak Menguatkan Regulasi Pengendalian Tembakau

IISD mengatakan RUU Kesehatan seharusnya jadi momentum untuk menguatkan regulasi dalam pengendalian tembakau yang gagal mengeliminasi darurat perokok.


Tema Hari Kesehatan Sedunia 2023, Begini Tantangan WHO Setarakan Layanan Kesehatan

7 April 2023

Health for All Film Festival. Dok. World Health Organization (WHO).
Tema Hari Kesehatan Sedunia 2023, Begini Tantangan WHO Setarakan Layanan Kesehatan

Selalu diperingati pada 7 April, berdirinya World Health Organization diperingati jadi Hari Kesehatan Sedunia.


PBHI Anggap Kebijakan Pengendalian Tembakau Masih di Bawah Standar HAM

30 Juni 2022

Ilustrasi rokok elektrik atau vaping dan rokok tembakau atau konvensional. Shutterstock
PBHI Anggap Kebijakan Pengendalian Tembakau Masih di Bawah Standar HAM

Upaya pengendalian konsumsi tembakau masih di bawah standar, hingga kini belum ada regulasi yang mengatur peredaran dan penggunaan rokok elektrik.


Pasien Covid-19 Jakarta Naik 735 Orang

20 Juni 2022

Pengunjung berfoto sebelum menyaksikan pertandingan Indonesia Open 2022 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa, 14 Juni 2022. Indonesia Open 2020 dibatalkan akibat pandemi Covid-19 dan Indonesia Open 2021 terpaksa digelar tertutup dengan sistem gelembung di Bali. TEMPO/Muhammad Hidayat
Pasien Covid-19 Jakarta Naik 735 Orang

Pasien Covid-19 Jakarta naik lagi sebanyak 735 orang per kemarin.


Kualitas Udara Jakarta Masuk Kategori Tidak Sehat, 27,4 Kali Pedoman WHO

20 Juni 2022

Deretan gedung bertingkat tersamar kabut polusi udara di Jakarta, Selasa, 20 April 2021. Berdasarkan data
Kualitas Udara Jakarta Masuk Kategori Tidak Sehat, 27,4 Kali Pedoman WHO

Kualitas udara Jakarta masuk kategori tidak sehat karena konsentrasi PM2.5 saat ini 27,4 kali dari nilai pedoman WHO.