TEMPO.CO, Jenewa- Sidang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan kembali membahas pembatasan tembakau dan alkohol dalam rangka memenuhi target penurunan tingkat kematian akibat jenis penyakit "pembunuh diam-diam" alias non-communicable desease (NCD).
Direktur Pencegahan NCD di WHO, Douglas Bettcher, mengatakan pembahasan akan dimulai di pertemuan terbuka tingkat komite, Senin, 20 Mei 2013. "Salah satu dari rencana kami adalah menaikkan pajak tembakau dan alkohol. Lalu mengalokasikan hasil pajak itu untuk kesehatan, walaupun hanya sedikit," katanya di acara briefing untuk wartawan di kantor WHO, Jenewa, Minggu, 19 Mei 2013 waktu setempat. Bettcher mengatakan mereka akan mengupayakan supaya rancangan ini masuk ke dalam resolusi WHO.
Jenis penyakit "pembunuh diam-diam" ini, menurutnya kini menjadi pembunuh nomor satu di dunia. Jenis penyakit yang masuk ke dalam kategori ini seperti: jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, kanker dan saluran pernafasan kronis. Menurut data WHO, jenis penyakit ini telah menyebabkan kematian tertinggi di antara usia produktif atau 30 - 69 tahun.
Bertolak belakang dengan asumsi umum yang menganggap penyakit ini sebagai penyakit negara maju, tingkat kematian tertinggi akibat NCD terjadi di negara berkembang. Penyebabnya diantaranya kemiskinan, keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan yang efektif dan konsumsi rokok.
"Orang paling miskin di negara berkembang adalah yang paling banyak terkena penyakit ini. NDC di negara berkembang seringkali tersembunyi, disalahpahami, dan tak tercatat," ujar Bettcher. Karena itu mereka mengagendakan pembahasan kontrol tembakau yang lebih ketat tahun ini.
Chief Science Officer World Health Federation Kathryn Taubert mengatakan sepanjang 2008, 80 persen dari total kematian akibat NCD atau sebanyak 29 juta orang berasal dari negara berpendapatan rendah atau menengah. "Dan 48 persen dari kematian di akibat NCD di negara ini termasuk dalam kategori kematian prematur atau di bawah 70 tahun jika dibandingkan dengan negara maju yang hanya 26 persen," katanya.
WHO memperkirakan jumlah kematian ini akan meningkat menjadi 55 juta orang pada 2030 jika tak ada terobosan yang dilakukan. Di antara penyebab kematian yang tertinggi adalah penyakit jantung atau kardiovaskular. Kanker menempati urutan kedua, disusul penyakit saluran pernafasan kronis dan diabetes.
Sidang umum WHO atau World Health Assembly ke 66 akan digelar hari ini hingga 23 Mei mendatang. Sidang tersebut diantaranya akan memilih pemimpin baru, pembahasan anggaran dan isu-isu lain seperti NCD, riset antibiotik, isu tentang Palestina dan lainnya.
KARTIKA CANDRA (JENEWA)
Berita Kesehatan Lainnya:
Khitan Anak Gemuk, Cuma Sakit Sedikit
Sunat, Cara Gampang Hindari Infeksi Saluran Kemih
Tip Menyimpan Makanan Agar Bertahan Lama
Salah Kaprah Atasi Cedera Olahraga
Cara Mencegah Cedera Olahraga