TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia, Sofyan Basir menyampaikan pihaknya bersama bank pelat merah lainnya sudah menyampaikan kepada Bank Indonesia terkait kendala dan harapannya untuk perluasan bisnis di Singapura. "Harapan kami, semua bank pemerintah bisa dapat hal yang sama di sana," ujar Sofyan usai menghadiri peluncuran buku sekaligus perpisahan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution di Kantor Bank Indonesia, Selasa, 21 Mei 2013, malam.
Sofyan tak menyebutkan secara rinci, poin-poin apa saja yang disampaikan ke BI dan sudah disetujui Monetary Authority of Singapore (MAS). Ia tak menjelaskan secara pasti apakah Singapura tetap akan menerapkan besaran modal minimum sebagaimana disebut-sebut sebelumnya. "Kalau tidak salah tidak ada," katanya.
Direktur Keuangan BRI, Achmad Baiquni berharap pihaknya bisa beroperasi penuh di Singapura. "Qualifying full bank," ujarnya. BRI sudah melengkapi dokumen yang disyaratkan MAS. BRI ingin melayani di semua lini bisnis, dari mulai retail, UMKM, trade finance, korporasi, termasuk wealth manajemen dan bisnis remittance.
Hal serupa disampaikan Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin. Ia berharap MAS memberi izin bisnis yang setara seperti yang diberikan ke beberapa negara Asia lainnya - izin sebagai QFB atau setara itu.
"Artinya bisa buka minimal 5 cabang, buka minimal 10 ATM di lokasi yang kami tentukan, bisa akses nasabah retail, bisa join jaringan ATM lokal dengan pricing yang sama dengan bank lokal sana, semuanya itu dengan modal seperti yang diminta ke Bank-Bank Malaysia, India, Cina," ucapnya.
Budi mengisyaratkan penolakan atas aturan modal baru yang ditetapkan MAS. "Bukan aturan modal baru yang ditingkatkan setelah transaksi DBS - Danamon diajukan dan agak tersendat sehingga seakan dibuat untuk mempersulit bank-bank indonesia masuk ke sana," ucapnya. Untuk mendapat izin QFB, salah satu syarat yang diminta MAS yakni penyediaan modal minimum sebesar US$ 1,5 miliar dolar Singapura atau setara US$ 1,2 miliar.
Bank Indonesia tengah bernegosiasi dengan MAS terkait penerapan asas resiprokal (kesetaraan) di dua negara. BI menggunakan momen akuisisi Bank Danamon oleh DBS Singapura sebagai jalan masuk.
Kemarin, di depan Komisi Keuangan DPR, Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution menyatakan, sesuai aturan batas kepemilikan saham, BI hanya bisa mengizinkan DBS Group Holding untuk mengakuisisi 40 persen saham Bank Danamon, padahal DBS mengajukan izin untuk mengakuisisi 67,4 persen. Darmin menyatakan, BI akan mengizinkan DBS mengakuisisi lebih, jika MAS berkomitmen untuk mengizinkan tiga bank BUMN - BRI, Bank Mandiri, dan BNI - memperluas bisnis di Singapura.
MARTHA THERTINA
Topik Terhangat
Kisruh KJS | Menkeu Baru | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah
DUNIA Terpopuler
Tornado Susulan, Pemerintah Segera Evakuasi Warga
10 WNI Selamat dari Amukan Tornado di Oklahoma
Rekaman Paus Berdoa Usir Setan Dibantah Vatikan