TEMPO.CO, Semarang - Calon gubernur Jawa Tengah yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Ganjar Pranowo, menyatakan sudah menemukan adanya praktek politik uang yang dilakukan lawan politiknya. Menurut Ganjar, timnya yang ada di daerah sudah mengetahui adanya calon lain yang membagi-bagikan uang dengan ajakan memilih calon tertentu. "Sudah ada yang melapor. Mereka (calon lain) bagi-bagi sarung. Ada juga uang Rp 50 ribu. Ada juga amplop berisi uang Rp 300 ribu," kata Ganjar Pranowo di Semarang, Kamis 23 Mei 2013.
Ganjar masih enggan menyebut dimana praktek politik uang itu terjadi. "Masih rahasia. Enggak enak kalau disebut," kata anggota DPR tersebut.
Tim pemenangan Ganjar bersama relawannya masih terus merekap temuan-temuan pelanggaran yang dilakukan lawan politiknya tersebut. Ganjar menambahkan, tiap kali ada khabar soal pembagian politik uang tim relawan Ganjar langsung mengeceknya. Tim pemenangan Ganjar juga menerjunkan tim intel yang tugasnya mendeteksi berbagai potensi terjadinya pelanggaran-pelanggaran. "Intel kami ada dimana-mana. Kita lakukan upaya preventif agar demokrasi di Jawa Tengah benar-benar demokratis," kata Ganjar.
Selain itu, pasangan Ganjar-Heru juga menerjunkan dua saksi untuk ditempatkan di setiap tempat pemungutan suara (TPS). Ganjar mengaku dalam pemilihan gubernur di Jawa Tengah ini akan belajar dari pemilihan gubernur di Bali.
Sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri menyebut politik uang di pemilihan gubernur Bali juga sangat marak. Bekas Presiden ini menyebut politik uang yang dilakukan lawan politiknya mencapai Rp 300 ribu per suara.
Sementara di masa tenang mulai 23 hingga 25 Mei mendatang, Ganjar Pranowo menyatakan akan tetap melakukan blusukan ke kelompok-kelompok masyarakat. Ia menambahkan selama masa kampanye tidak semua desa di Jawa Tengah bisa dikunjungi. "Saya akan bayar hutang terhadap titik desa-desa yang saya sudah berjanji untuk saya datangi," kata Ganjar.
Rofiuddin