TEMPO.CO, Ternate - Krisis listrik di Kota Ternate masih terus berlanjut. Akibatnya, Perusahaan Listrik Negara (PLN) cabang Ternate masih melakukan pemadaman listrik secara bergilir hingga dua bulan kedepan.
Manejer Area PLN Ternate Dwi Murwanto mengatakan, pemadaman terpaksa dilakukan karena dua dari lima pembangkit yang dimiliki PLN mengalami kerusakan. Kebutuhan listrik, terutama pada saat beban puncak, yang mencapai 21 mega watt, hanya bisa dipasok 19 mega watt.
Menurut Dwi, pihaknya juga mengalami kesulitan melakukan perbaikan maupun pemeliharaan mesin pembangkit karena membutuhkan biaya yang tinggi. Sementara itu, kesadaran masyarakat, bahkan instansi pemerintah membayar iuran listrik masih rendah.
"Setidaknya saat ini tunggakan listrik telah mencapai Rp 2 miliar. Rp 376 juta di antaranya merupakan tunggakan Pemerintah Kota Ternate," kata Dwi pada saat rapat dengar pendapat bersama DPRD Kota Ternate, Kamis, 30 Mei 2013.
Dwi menjelaskan, saat ini pihaknya menambah mesin diesel pembantu. Namun diperuntukan sebagai cadangan. "Ini dilakukan agar pemadaman listrik tidak berkepanjangan," ujar Dwi yang didampingi asisten manajer jaringan Ishak Kaaba dan Humas PLN Ternate Saiful Ali.
Anggota DPRD Kota Ternate Asgar Saleh mendesak Pemerintah Kota Ternate segera melunasi tunggakan iuran listrik yang menjadi kewajibannya. Dengan begitu, masalah yang dihadapi PLN bisa diatasi. "Pemerintah Kota juga harus mencari solusi untuk membantu PLN mengatasi krisis listrik. " ujarnya kepada Tempo melalui pesan Blackberry Masengger.
BUDHY NURGIANTO
Topik Terhangat:
Tarif Baru KRL | Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah
Berita Terpopuler:
Jadi Tersangka, Farhat Abbas Dicoret sebagai Caleg
Jokowi Berpeluang Jadi Calon Presiden dari PDIP
Dokter: 'Burung' Muhyi Tak Bisa Disambung Lagi
Bertemu Ganjar, Bibit Teringat Pesan Mega
Cara KPK Sindir Darin Mumtazah