TEMPO.CO, Islamabad - Parlemen Pakistan secara resmi memilih Nawaz Sharif sebagai Perdana Menteri. Penunjukan ini sekaligus sebuah sejarah transformasi kekuasaan bagi negara yang selama tiga kali mengalami kudeta militer.
Dalam pemungutan suara di parlemen, Sharif menerima 244 dukungan dari 342 kursi di parlemen. Pengembalian dirinya ke tampuk kekuasaan untuk ke tiga kalinya belum pernah terjadi sebelumnya.
Sharif yang berasal dari Partai Liga Muslim Pakistan sebelumnya telah meraih kemenangan besar dalam pemilihan umum parlemen Mei 2013. Dia akan diambilnya sumpahnya oleh Presiden Asif Ali Zardari dalam beberapa jam (usai dipilih parlemen).
Pria berusia 63 tahun yang penah dituntut hukuman penjara seumur hidup setelah kudeta militer pada 1999, telah meraih kekuasaan dengan dukungan orang-orang kaya Pakistan dan provinsi yang paling padat penduduk, dimana dia dikenal sebagai Singa Punjabi.
Koresponden Al Jazeera, Osama bin Javaid, melaporkan dari Peshawar, tantangan paling besar bagi perdana menteri adalah keamanan, kekurangan pasokan energo yang kadang-kadang hanya bertahan hingga 20 jam, meningkatnya inflasi, serta pengangguran.
Pada Jumat, 31 Mei 2013, Sharif melontarkan kritik tajam terhadap serangan mematikan jet tanpa awak Amerika Serikat yang menewaskan empat orang. Serangan tersebut di Pakistan menimbulkan kontroversi.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Terpopuler
Pengakuan Seks Oral Michael Douglas Jadi Polemik
Geng Sopir Angkot 'The Doctor' Lakukan Pembunuhan
Jokowi Setuju Wajib Militer, Ini Untung-Ruginya
Lawan Belanda, Timnas Indonesia Latihan Perdana