TEMPO.CO, Jakarta -- Ketua Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional Sigit Pramono mengatakan kenaikan inflasi sebagai dampak kenaikan harga bahan bakar minyak tidak otomatis menaikkan suku bunga kredit. Suku bunga akan naik jika cost of fund meningkat. "Belum tentu suku bunga kredit naik," katanya sebelum Konferensi Pers Jazz Gunung 2013 di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, Senin, 10 Juni 2013.
Sigit menilai kenaikan harga komponen produksi dapat juga direspon dengan menurunkan margin laba. Ini bisa terjadi jika persaingan semakin mengetat. "Lebih baik mengorbankan margin laba ketimbang kehilangan nasabah," ujarnya.
Persaingan ketat antar perbankan, lanjut Sigit, terdapat di segmen korporasi, kredit perumahan, serta pembiayaan kendaraan bermotor, dan segmen konsumer. "Perbankan bisa mengurangi target pendapatan atau keuntungan."
Saat ini, menurut Sigit, keraguan pemerintah menaikkan harga BBM berdampak penurunan outlook oleh Standard & Poor's serta volatilitas rupiah yang tinggi. "Pemerintah harus mengambil sikap pekan ini," katanya.
Pemerintah memilih membahas rencana kenaikan BBM dalam pembahasan APBN Perubahan 2013 dengan Dewan Perwakilan Rakyat. Jika harga BBM naik, pemerintah telah menyiapkan kebijakan bantuan langsung tunai sebagai dana kompensasi kepada jutaan rakyat miskin.
LINDA TRIANITA
Terhangat:
Priyo Budi Santoso | Rusuh KJRI Jeddah | Taufiq Kiemas
Baca juga:
Murdaya Poo: Isu PRJ Pisah dari JIExpo Itu Basi
PKS: Menteri Kami Tak Ada Hubungan dengan Partai
Jokowi Gantikan Megawati Terima Tamu
Densus Ciduk Imam Masjid di Makassar