TEMPO.CO, Istanbul - Unjuk rasa di Turki memasuki hari ke-11, para demonstran dan komunitas internasional mulai mengalihkan perhatiannya ke Lapangan Taksim, Istanbul.
"Perhatian komunitas internasional saat ini tertuju pada apa yang terjadi di Lapangan Taksim, Istanbul. Mereka mulai meninggalkan Ankara dan kota-kota lainnya," ujar Rasit Karahasan, mahasiswa Universitas Kocaeli, kepada Tempo, Senin, 10 Juni 2013.
Namun demikian, jelas Karahasan, ada bentrok baru antara petugas kemanan dengan demonstran di Ankara, ibu kota pemerintahan Turki. "Petugas keamanan mencoba membubarkan demontran dengan tembakan gas air mata dan semprotan air berkekuatan tinggi."
Maryam Az Zahra dalam laporannya dari Kocaeli untuk Tempo, menyebutkan, hampir seluruh pengunjuk rasa di Izmit, Kocaeli, tumplek di Cumhuriyet Parki. "Aksi ini sangat masif, saya belum pernah melihat sebelumnya seperti ini di Izmit," kata Sule Cayci, mahasiswa Universitas Istanbul kepada Maryam.
Cayci melanjutkan, "Masyarakat bersatu melawan pemerintah hingga terjadi kekacauan. Saya kira aksi ini adalah protes terbesar yang pernah terjadi di Izmit."
Unjuk rasa di Turki sejak Jumat, 31 Mei 2013, berlangsung marak di berbagai kota besar dan pingiran kota. Aksi ini dipicu oleh disahkannya Undang-Undang Anti-Alkohol dan rencana pemerintah mendirikan mal di lapangan terbuka.
Pemerintahan Turki yang dipimpin oleh Recep Tayyip Erdogan memiliki akar pada ajaran Islam yang mendapatkan sokongan dari ulama konservatif. Sebaliknya pemerintahan Erdogan dianggap oleh para penentangnya yang mayoritas dari kelas menengah bertentangan dengan ideologi Turki yang menganut azas sekuler.
MARYAM AZ ZAHRA (KOCAELI)
Terhangat:
Priyo Budi Santoso | Rusuh KJRI Jeddah | Taufiq Kiemas
Baca juga:
BBM Naik Dinilai Tak Pengaruhi Biaya Produksi
PKS Tolak Kenaikan BBM, PAN: Setgab Tak Efektif
Kenaikan BBM, Gerindra Masih Setengah-setengah
Ekonom: Kenaikan BBM Mutlak Dilakukan