TEMPO.CO, Jakarta - Pelemahan tajam rupiah diprediksi berlanjut seiring capital outflow dalam negeri dan penguatan dolar Amerika Serikat di pasar global.
Menjelang pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia mengenai suku bunga acuan, pagi ini rupiah keok ke level 9.890 per dolar (kurs tengah Bloomberg). Rupiah tinggal selangkah menembus level terendah barunya di 9.900.
Pelemahan tajam rupiah 30 poin (0,31 persen) dibanding penutupan kemarin di level 9.860 dapat dikatakan sebagai sikap pasar mengantisipasi pengumuman suku bunga acuan siang ini.
Kenaikan suku bunga FasBI oleh sebesar 25 bps menjadi 4,25 persen yang dilakukan bank sentral kemarin kurang ampuh meredam pelemahan rupiah di pasar spot dalam negeri. Pasalnya rupiah masih terbebani oleh tekanan jual di pasar saham dan obligasi selama dua pekan terakhir.
Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih, mengatakan tekanan yang tinggi mungkin akan mendorong Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga 25 bps ke level 6 persen. "Kenaikan suku bunga bisa menahan tekanan jual yang terlalu tinggi dan berujung pada pelemahan rupiah."
Baca Juga:
Di samping itu, untuk mengatasi ancaman semakin menguatnya mata uang dolar di pasar global setelah Bank Dunia merevisi pertumbuhan ekonomi global tahun 2013 dari 2,4 persen ke 2,2 persen.
"Sementara ekonomi zona Euro diprediksi semakin terkontraksi dari -0,1 persen ke -0,6 persen," ujar Lana.
PDAT | M. AZHAR
Topik Terhangat:
Produk Baru Apple| Mucikari SMP| Taufiq Kiemas| Priyo Budi Santoso| Rusuh KJRI Jeddah
Berita Lainnya:
Kata Fahri, Istana 'Tendang' PKS dari Koalisi
Tensi Darah Dicek, Kening Jokowi Berkerut
Polisi Ambil Visum Mucikari SMP
Skandal Seks Guncang Kemlu AS
5 Pujian untuk "Man of Steel"
Suswono Tak Pusing PKS Dikeluarkan dari Koalisi