TEMPO.CO , Jakarta-Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Dewan Perwakilan Rakyat Hidayat Nur Wahid mengatakan aturan code of conduct menjadi alasan partainya tetap berada di koalisi, meskipun berbeda pendapat dengan partai koalisi yang lain.
"Keberadaan kami di koalisi, apakah terus atau tidak, silahkan dipahami aturannya secara utuh. Seharusnya beda pilihan tak dijadikan sarana permusuhan," kata dia di ruangan fraksinya, Kamis, 13 Juni 2013.
Menurut Hidayat, jika ada ketidaksepahaman dalam partai koalisi, tidak usah langsung mengundurkan diri. PKS memahami dalam code of conduct butir 5, bahwa partai bisa mengundurkan diri dari koalisi, atau koalisi otomatis berhenti.
"Saya kira yang membuat code of conduct sudah sangat teliti, karena memakai kata 'bisa' bukan 'wajib'. Insyaallah tidak akan berbisa," kata dia.
Hidayat mengaku belum mengetahui ujung permasalahan harga bahan bakar minyak ini. "Menaikkan bbm, atau memang ternyata tak ada kenaikkan, belum tahu," kata dia.
Hidayat bercerita, partainya mendapat lamaran bergabung dengan koalisi sebelum Pemilihan Umum 2009 berlangsung. Dia mengakui masuk koalisi adalah pilihan politik yang diambil waktu itu. "Kami diminta, kami tak melamar," kata dia.
MUHAMAD RIZKI
Terhangat:
Mucikari SMP | Taufiq Kiemas | Rusuh KJRI Jeddah
Baca juga:
Ical: PKS Pernah Setuju Kenaikan BBM
Soetrisno Bachir Disebut Terima Komisi Rp 1,45 M
Pengamat: Ini Alasan PKS Tak Keluar dari Koalisi
Sakit, Luthfi Hasan Sempat Dilarikan ke RSCM