TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) kembali melemah. Menurut pengamat pasar uang, Fahrial Anwar, turunnya nilai rupiah disebabkan antisipasi terhadap tingginya inflasi yang disebabkan kenaikan harga bahan bakar minyak.
"Inflasi diperkirakan melambung karena kenaikan harga BBM bersamaan dengan tahun ajaran baru," kata dia kepada Tempo, Selasa 18 Juni 2013.
Pada pukul 11.45 WIB, rupiah menembus 9.918 per dolar Amerika. Rupiah melemah 0,37 persen setelah sebelumnya bertengger di level 9.881 per dolar Amerika. Fahrial mengatakan momentum kenaikan harga BBM bersamaan dengan musim tahun ajaran baru sekolah serta bulan puasa.
Dua musim tersebut selalu mengerek inflasi lantaran volume kebutuhan masyarakat meningkat pesat. "Dampak inflasi pada nilai tukar sangat besar karena masyarakat kini lebih suka memegang dolar setelah nilai tukarnya menguat," ujar Fahrial.
Sebelumnya Bank Indonesia mengeluarkan bauran kebijakan dengan menaikkan suku bunga acuan serta suku bunga simpanan sebesar 25 basis points (bps) agar rupiah tidak terperosok.
Namun, kata Fahrial, kebijakan tersebut tidak mampu mengerek rupiah yang terus melemah. Menguatnya Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia sebesar 0,95 persen ke level 4.821,916 juga tidak memberikan pengaruh positif terhadap nilai tukar. "Karena aksi beli dilakukan investor lokal, nilai rupiah tidak terpengaruh," kata dia.
LINDA TRIANITA
Terhangat:
EDSUS HUT Jakarta | Kenaikan Harga BBM | Rusuh KJRI Jeddah
Baca juga:
Soal Macet, Jokowi-Ahok Lupakan Hal Sederhana?
Jokowi Sebut BLSM dengan Balsem
Jokowi Ternyata Pernah Dagang di PRJ
Nilai Kinerja Transportasi Jokowi: Niat 8, Hasil 6
Terpopuler Bisnis
Inilah Hasil Akhir Voting DPR Soal RAPBN P 2013
DPR Setujui APBN Perubahan 2013
Kenaikan Harga BBM Akan Diumumkan Jero Wacik