TEMPO.CO, Manila – Filipina telah mencatatkan namanya sebagai negara pertama di Asia yang berani menghancurkan gading gajah ilegal sitaan pada Jumat, 21 Juni 2013 lalu. Prestasi ini mendapat pujian dari organisasi perlindungan hewan langka di dunia. Salah satunya adalah Environmental Investigation Agency (EIA) yang berbasis di London. EIA adalah organisasi yang berkomitmen untuk membawa perubahan guna melindungi alam dari kejahatan lingkungan dan penyalahgunaan.
“Ini adalah peristiwa yang benar-benar berani. Filipina telah menjadi negara Asia pertama yang berani menghancurkan barang sitaan bernilai sangat tinggi,” ujar Mary Rice, direktur eksekutif EIA, pada AFP, yang dikutip dalam situs Channel News Asia. Pasalnya, di beberapa negara, gading sitaan ini justru digunakan oleh oknum-oknum pemerintah untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
Rice juga mengatakan, ribuan kilogram gading yang disita hanya ‘duduk manis’ di gudang di kota-kota lain di Asia dan negara lainnya. Rice menyerukan negara lain untuk meniru tindakan berani Filipina.
Beberapa negara di Afrika telah lebih dulu berani untuk memusnahkan gading bernilai tinggi ini. Salah satunya Kenya. Negara ini telah menjadi negara pertama di Afrika yang berani membakar gading sitaan pada tahun 1989.
PBB dan kelompok-kelompok konservasi telah memperingatkan bahwa gajah Afrika telah menghadapi krisis terburuk sejak perdagangan global gading dilarang sejak hampir seperempat abad yang lalu. Perdagangan ilegal gading meningkat dua kali lipat sejak tahun 2007 dan lebih dari tiga kali lipat selama 15 tahun terakhir.
CHANNEL NEWS ASIA | ANINGTIAS JATMIKA
Topik Terhangat
Razia Bobotoh Persib | Puncak HUT Jakarta | Penyaluran BLSM
Berita Terpopuler
Persib vs Persija Batal, Bobotoh Blokir Pintu Tol
Basuki: Jakarta Bukan Hanya untuk Orang Kaya
Macet 'Gila' di Perayaan Ulang Tahun Jakarta