TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan upaya penanganan kebakaran lahan, yang menyebabkan kabut asap hingga ke Singapura dan Malaysia, belum maksimal. "Meski telah dilakukan berbagai upaya selama satu pekan, tetapi memang belum benar-benar bisa mengatasi masalah asap ini," kata SBY, seusai memimpin rapat kabinet terbatas membahas masalah kabut asap, di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin, 24 Juni 2013.
Rapat terbatas ini digelar SBY untuk mendapatkan laporan utuh dari pejabat terkait penanganan kebakaran lahan di Riau. Laporan itu antara lain dari Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Ma'arif, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, dan Kepala Kepolisian RI Jenderal Timur Pradopo.
Menurut SBY, kejadian kebakaran hutan kali ini memang berbeda dengan kejadian serupa sebelumnya. "Pernah selama tiga tahun berturut-turut hampir tidak terjadi kejadian yang menonjol dari segi kebakaran lahan dan asap ini," ujar SBY. "Tetapi tahun ini memang berat."
Selain adanya kelalaian satu-dua pihak dalam mengelola area perkebunan, SBY menganggap faktor iklim dan cuaca ikut memberikan pengaruh terhadap kebakaran kali ini. Antara lain uap air dari wilayah Sumatera yang dibawa ke Filipina dan suhu tinggi yang membuat lahan gambut mudah terbakar. "Kesemuanya itu membuat kasus kebakaran lahan dan produksi asap menjadi tinggi."
Ia menjelaskan, BNPB sudah berada di garis depan untuk mengatasi masalah kabut asap. Di samping itu, sumber daya lokal di Riau juga sudah dikerahkan. "Bahkan Provinsi Riau sudah ditetapkan sebagai daerah bencana dengan status darurat," ucap SBY. Unsur pemerintah pusat pun ikut membantu daerah dalam mengatasi masalah kebakaran lahan.
Namun karena upaya penanganan selama satu pekan ini belum optimal, SBY memutuskan untuk meningkatkan upaya penanganan itu. Peningkatan upaya penanganan dilakukan dari sisi komando dan pengendaliian. "Sebelumnya daerah dibantu pusat, sekarang Kepala BNPB akan memimpin secara keseluruhan, meski elemen-elemen daerah tetap ada di situ," kata SBY.
Menurut SBY, dengan kepemimpinan upaya penanganan di bawah koordinasi Kepala BNPB, kekuatan satuan tingkat darat akan ditingkatkan. Terutama ikut dilibatkannya personel TNI dalam upaya memadamkan lahan yang terbakar. Adapun untuk hutan yang terbakar, SBY memberikan dua solusi untuk mengatasinya, yakni menjatuhkan air dalam volume yang cukup dan menciptakan hujan buatan. "Hanya cara itu yang bisa kami lakukan," ujar dia.
Karena itu, ia menambahkan, sarana pendukung di udara, misalnya helikopter, akan coba ditingkatkan jumlahnya. Harapannya, upaya penanganan yang dilakukan dari darat dan udara bakal berjalan paralel. SBY juga sudah memberikan instruksi untuk memobilisasi segala sumber daya yang ada untuk mengatasi masalah kebakaran ini. Termasuk anggaran yang diperlukan. "Dalam waktu 1x24 jam BNPB akan segera meningkatkan apa yang harus dilakukan bersama jajaran TNI dan Polri."
PRIHANDOKO
Berita lainnya:
Luthfi Beli Mobil dan Rumah Rp 1 Miliar dari Hilmi
Ditanya Vitalia dan Maharani, Fathanah: Ha ha ha
Luthfi Hasan Nikahi Darin Mumtazah pada 2012
Sidang Perdana, Ahmad Fathanah Mesra dengan Sefti